BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Amerika sebagai
Benua yang kaya akan Sumber daya alam, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi
banyak imigran dari seluruh dunia, baik itu yang mencari kebebasan maupun yang
mencari kehidupan yang lebih baik. dalam hal ini amerika sebagai Tanah harapan
bagi orang-orang Eropa yang melakukan imperialism atau pun koloniasasi ke
Amerika, terutama orang – orang Inggris.
Awalnya Kedatangan orang-orang
Inggris ke Amerika pada awal tahun 1600-an disebabkan
karena kecintaan mereka akan kemerdekaan . Mereka pindah ke Amerika pada
dasarnya ingin meninggalkan peraturan-peraturan keaagamaan, pemerintahan dan kebebasan
ekonomi yang selama itu terkekang.
Alasan politik yang yang melatarbelakangi kedatangan orang Inggris adalah karena
terjadinya kehidupan yang tidak stabil akibat dari tekanan pemerintah Inggris,
alasan ekonomi adalah alasan paling kuat bagi orang Inggris untuk pergi
mendirikan koloni di Amerika sebagai
tempat tinggal baru. Para pedagang mempunyai alasan ekonomi yaitu bahwa mereka
ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kebanyakan imigran dari Inggris
meninggalkan tanah air mereka untuk mendapatkan kesempatan ekonomi yang lebih
luas. Alasan agama yang melatarbelakangi kedatangan orang-orang Inggris ke
amerika adalah keinginan mereka untuk menjalankan kehidupan keagamaan yang
diyakini secara bebas.
Pada masa pemerintahan Ratu
Elizabeth, dia dapat menyatukan antara kaum Puritan dan Gereja Anglikan. Selama
pergolakan agama pada abad 16-17 kaum puritan menginginkan adanya suatu
pembaharuan gereja resmi yaitu dengan cara menuntut Protestanisasi menyeluruh
terhadap gereja nasional dengan cara penyederhanaan di bidang upacara
keagamaan. Namun keinginan tersebut ditolak oleh James I, penolakan tersebut
membuat ketegangan antara kaum puritan dan pemerintahan James I yang
menyebabkan kaum puritan keluar dari kegerejaan Anglikan. Setelah orang-orang
Inggris datang ke Amerika dan mendirikan koloni , maka diperlukan tenaga kerja
yang murah dan ulet di bidang perkebunan. Tenaga kerja dari Inggris jumlahnya
terbatas sehingga mereka memutuskan untuk mengambil orang-orang negro Afrika
sebagai tenaga kasar di perkebunan dan dijadikan sebagai budak.
Perdagangan budak yang dilakukan inggris
yang meakukan hubungan dengan penguasa dan penduduk pribumi Afrika yang memperjualbelikan budak untuk
ditukar dengan persenjataan, texti ataupun anggur, yang kemudian budak hasil perdagangan dengan penguasa Afrika tersebut
dipekerjakan di Amerika untuk mengerjakan
pekerjaan perkebunan dan pertanian yang membutuhkan tenaga lebih besar.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat
ditarik sebuah rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.2.1
Bagaimana latar
belakang perbudakan di Amerika Serikat ?
1.2.2
Bagaimana Organisasi
perbudakan di Amerika Serikat ?
1.2.3
Bagaimanakah praktik perbudakan
yang di apikasikan di Amerika Serikat?
1.2.4
Bagaimanakah usaha penghapuskan
perbudakan?
1.2.5
Bagaimanakah proses pemberontakan
yang dilakukan para budak?
1.3
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas,
makalah ini disusun dengan tujuan
1.3.1
Mengetahui latar
belakang perbudakan di Amerika Serikat
1.3.2
Mengetahui Organisasi
perbudakan di Amerika Serikat
1.3.3
Mengetahui bagaimana
praktik perbudakan di Amerika Serikat
1.3.4
Mengetahui bagaimana
usaha penghapusan perbudakan
1.3.5
Mengetahui bagaimana
proses pemberontakan yang dilakukan oleh para budak
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Perbudakan di
Amerika
Pada awalnya perbudakan orang kulit
putih terhadap orang – orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung
sejak zaman kuno. Dimana praktik tersebut dilakukan oleh orang Mesir terhadap orang Negro di Afrika. Budak tersebut digunakan
tenaganya untuk bidang pertanian dan di daerah kuil-kuil.
Perbudakan merupakan suatu lembaga
sosial, dimana seluruh hak dan sifat dasar kemanusiaannya dikuasai mutlak oleh pemiliknya. Baik fisik
maupun hak kemanusiaan telah beralih kepada penguasaan mutlak pemiliknya.
Kemudian makna budak itu sendiri adalah orang yang dianggap dan disamakan
dengan barang milik, hak kemanusiaan sebagai hak dasar yang bersifat kodrati
telah dirampas oleh orang lain (pemiliknya). Banyak faktor yang menyebabkan
seorang harus menjalani hidup sebagai seorang budak, anatar lain faktor ditawan
karena kalah dalam suatu peperangan, dijual atau dilahirkan oleh orang tua yang
berstatus sebagai budak dan juga berhutang kemudian tidak mampu melunasinya.
Perbudakan yang terjadi di Amerika Selatan dianggap sebagai lembaga legal,
ini juga diperkuat dengan undang-undang mengenai perbudakan, yang telah diatur
bersama oleh negara bagian yang dinamakan the
black codes.
Perbudakan juga merupakan lembaga sosial yang mengandung aturan – aturan etika dan
perbedaan tata cara kehidupan yang memisahkan antara kedudukan uang dan budak. Didalam
masyarakat pertanian terutama didaerah bagian Amerika sebelah selatan yang banyak
bermata pencaharian sebagai masyarakat perkebunan dan pertanian sangat
membutuhkan jasa budak untuk diperkerjakan sebagai alat produksi, yang
tujuannya tidak lain adalah memperoleh keuntungan yang seluas-luasnya. Dengan
keadaan tanpa kebebasan ini para budak juga mendapat perlakuan yang kejam dan
sewenang-wenang dari majikannya, bisa dibayangkan kehidupan budak pertanian dan
perkebunan saat itu sangat tragis dan menderita.
Pada awalnya budak yang dipekerjakan
di Amerika bagian
selatan berasal
dari Afrika Barat. Dimana di Afrika Barat ini penduduk bekerja dari hasil
pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu. Hasil pertanian diwilayah Afrika Barat ini biasanya gandum, kapas, padi
dan ketela. Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah Kerajaan Shonghai, Ghana, Wangdhudhu, Hausa dan Mandingu, yang nantinya dikenal dengan
nama Ghana. Dari
kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta bahwa setiap penguasa mempunyai
budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai
hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja
tanah pertanian dan perkebunan.
Dalam perbudakan pada masa ini,
budak dianggap sebagai kekyaaan utama dari suatu bangsa atau kerajaan,
anak-anak para budak ini tidak boleh dijual, melainkan ditampung dan dipelihara
sebagai hak milik keluarga. Meskipun pada saatnya nanti anak budak menggantikan
orangtuanya tetapi kebebasan diberikan kepada anak budak tersebut. Berbicara
mengenai awal dari perdagangan budak di Afrika Barat, terdapat beberapa tafsiran, ada
yang mengatakan awal perdagangan budak di Afrika Barat terjadi di daerah Angola, Kongo, dan Guinea, yang selanjutnya meluas ke Sudan Barat. Kemudian ada juga yang mengatakan
perdagangan budak di Afrika Barat berasal dari daerah-daerah pedalaman yang jauh. Yang
terakhir ada juga pendapat yang mengatakan awal perbudakan di afrika berawal
dari perdagangan budak di Guinea tepatnya terletak di pantai Afrika Barat.
Perkembangan perbudakan dengan skala
luas atau jaringan internasional, mulai berkembang sejak ditemukannya Benua Amerika awal abad ke 16, yaitu orang –
orang asing seperti Spanyol dan Portugis menjalin hubungan dagang dengan
penduduk pribumi, mereka mendirikan benteng-benteng dan pos-pos perdagangan.
Terjadi hubungan perdagangan antara raja-raja negro di Afrika Barat dengan para pedagang Portugis dan Spanyol, selain itu juga berkembang dan meluasnya
agama
kristen ke
wilayah tersebut. Keadaan semakin lama
semakin berkembang pesat maka sekitar abad ke 17 banyak berdiri tempat perdagangan
disepanjang pantai Afrika Barat. Selain bangsa Spanyol dan Portugis, bangsa Inggris, Belanda serta Perancis mulai menjalin hubungan
perdagangan dengan penduduk atau raja di Afrika Barat.
Kemudian ditahun 1595 bangsa Belanda berhasil menguasai perdagangan budak didaerah
pantai Guinea. Pada
akhirya banyak para budak yang diangkut oleh kapal-kapal Belanda dan dikirim ke Brazilia Utara.
Ditahun 1562, orang-orang Inggris yang dipimpin oleh Sir Jhon Howkins mulai tertarik melakukan
hubungan dagang budak di Afrika Barat, pada awalnya mereka bermaksud mencari logam, namun
akhirnya mereka lebih tertarik pada perdagangan budak. Sekitar abad ke 18 Inggris mendirikan koloni-koloninya
diwilayah Afrika Barat terutama di sepanjang pantai Guinies.
Tahun 1672, Inggris mendirikan organisasi dagang di Afrika Barat
yang bernama the Royal African Company. Para budak
yang dibawa ke kapal-kapal Inggris ditukar dengan hasil-hasil textil, anggur, senjata
dan kebutuhan-kebutuhan lain yang sangat diperlukan oleh para raja atau penguasa-penguasa
pribumi diwilayah Afrika Barat. Kemudian bangsa Eropa terakhir yang melakukan
perdagangan budak adalah Perancis, yaitu di daerah Senegal pada 1662. Budak yang diangkut
kapal Perancis dikirim
di Santo Domingo di kepulauan Haiti.
Masalah pengangkutan budak ternyata
banyak menimbulkan berbagai masalah dan kesulitan, ini dikarenakan sering
terjadi perlawanan dari para budak, banyak menderita sakit yang kemungkinan
disebabkan oleh lamanya perjalanan, perbedaan iklim, makanan yang tidak
teratur, dan penderitaan fisik yang disebabkan oleh perlakuan kejam dari para
pemiliknya.
2.2 Perbudakan Di Amerika Serikat
Impor budak ke Amerika pada 31 Agustus 1616 oleh Jhon Roulfe, bangsa Belanda telah menjual sebanyak 20 orang Negro ke Virginia, pada saat itu masih koloni Inggris, orang Negro di wilayah tersebut dipekerjakan sebagai pelayan rumah
tangga, wilayah Amerika Serikat bagian selatan pada periode
kolonial Inggris
terbentang dari Maryland sampai Georgia yang mempunyai penghasilan pokok
pertanian dan perkebunan yang merupakan penghasilan utama dari koloni Inggris. Berbagai hasil industri Inggris ditukar dengan hasil daerah
koloni untuk mengusahakan jenis tanaman tembakau, koloni mulai menggunakan
tenaga budak, latar belakang perbudakan di Amerika Serikat bagian selatan, sesungguhnya
sangat berkaitan dengan kondisi geografisnya seperti keadaan ekologi yang
sangat subur. Yang menghasilkan tebu, nila, kapas, gandum dan juga tembakau
sesuai dengan lingkungan alamnya. Ternyata dapat mendorong terjadinya
perbudakan di daerah
pertanian. Perkebunan di
selatan sangat
memerlukan tenaga budak. Hal-hal yang mendorong kolonis menggunakan tenaga
kulit hitam adanya problem tenaga kerja diberbagai perkebunan, karena orang
kulit putih gagal menggunakan gagal menggunakan pekerja dari orang indian yang
sudah hidup bebas didaerah bebas dan perkebunan. Tenaga kulit putih
diperkebunan tidak efektif karena tidak tahan dengan iklim panas dan harganya juga
begitu mahal. Tenaga budak Negro bila ditempatkan di perkebunan sangat efektif dan juga murah.
Perbudakan sebagai lembaga sosial,
mula-mula tumbuh di daerah Virginia, kemudia tersebar luas ke wilayah lain. Pada 1625
terjadi hubungan
perdagagan antara Virginia London Company dengan pihak
kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi
perdagangan swasta di Virginia pada masa kolonial juga
menyalurkan kebutuhan tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke
17 dan ke 18, sebagian besar orang-orang Negro yang diimpor dari Afrika Barat dipekerjakan dalam perkebunan
tembakau, nila, dan padi. Sumber penghasilan utama bagi wilayah Amerika Serikat bagian selatan adalah dari hasil
pertanian perkebunan. Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus
dipertahankan.
Perbudakan yang terjadi di wilayah Amerika Serikat bagian selatan, merupakan lembaga
sosial dimana para budak terikat oleh sejumlah peraturan yang dipaksakan
kepadanya dan harus ditaati padanya. Praktik-praktik perbudakan menunjukan
adanya suatu eksploitasi sesama umat manusia. Budak dianggap sebagai barang
milik yang dikuasai sepenuhnya oleh
para pemiliknya, sehingga sangat mudah untuk
diperjual belikan. Perbudakan sebagai suatu lembaga sosial diatur dan dilindungi oleh
negara bagian diwilayah selatan.
2.3 Organisasi Perbudakan
Sistem perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat bagian selatan mempunyai
perbedaan sistem perbudakan
dengan sistem perbudakan di Amerika Latin dan di Hindia Barat. Sistem perbudakan di Amerika Latin masih memperhatikan
prinsip-prinsip kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai
kecenderungan mengembangkan lembaga budak secara intensif.
Warga kulit putih di selatan
mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian besar dipelihara oleh para
pengusaha perkebunan, sementara pemerintah federal tidak berwenang menyisihkan sistem perbudakan yang terjadi di berbagai daerah dan
kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah kolonial yang tidak di awasi
oleh pemerintahan Inggris.
Beberapa tokoh negarawan di selatan memasukkan peraturan perbudakan yang di
susun oleh kongres yang berisi ketentuan mengenai pelarian budak-budak Negro di suatu negara bagian ke negara
bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan tesebut terkenal
dengan nama Fugitive Slave Law, yang mulai di
susun pada 1 februari 1793.
Di
dalam lembaga perbudakan semua peraturan yang mengatur hubungan antara tuan dan budak
termuat dalam peraturan hukum yang dinamakan
the black codes yang dilegalisir oleh negara bagian di selatan pada akhir
abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang isinya di antaranya melindungi hak milik
budak ,mengawasi setiap kemungkunan timbulnya gerakan-gerakan Negro yang dapat membahayakan kedudukan
para pemiliknya. Para budak dilarang mengadakan perjanjian dengan siapapun.
Seorang budak tidak boleh melakukan kekerasan terhadap orang kulit putih tapi
sebaliknya pembunuhan yang dilakukan oleh warga kuit putih terhadap kulit hitam
tidakkah dianggap
sebagai suatu perbuatan kriminal, hukuman yang diterima budak paling ringan
adalah dipekerjakan kembali di tempat yang pekerjaannya berat tapi. Ada juga
budak yang anggota tubuhnya di siksa seperti bekas-bekas penyiksaan terhadap
budak yang meenggar peraatura tersebut. Hukuman yang terberat seperti hanya
penberontakan budak di hukum mati.
2.4 Usaha Penghapusan Perbudakan
Berdasarkan data jumlah yang didapat
dari biro sensus penduduk Negro oleh pemerintah federal (1790-1915), menunjukkan
bahwa jumlah penduduk Negro yang berada di wilayah utara relatif kecil. Sampai dengan 1830
orang-orang Negro di Amerika Serikat tercatat 2.328.642 orang. Dari
jumlah itu penduduk Negro yang
berada di utara rata-rata tercatat 10%. Tenaga-tenaga Negro diutara pada umumnya digunakan
sebagai pelayan rumah tangga. Sejak 1804, wilayah Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan
dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad
ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet
masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang
kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker, gerakan abolisi dan masyarakat antiperbudakan
mulai tersebar ke
gerakan abolisi
dan masyarakat antiperbudakan mulai tersebar di wilayah utara. Sebelum 1800,
orang-orang abolisi kulit hitam seperti
: Prince Hall,
Benjamin
Banneker, Abrahamdi wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit
hitam seperti : Prince Hall, Benjamin Banneker, Abraham Jones, dan Richard Allen mulai menyuarakan
antiperbudakan dan mendirikan the African
Society of Philadelpia. Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang
negro di utara’ mendirikan suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan
baik’ terkenal dengan nama The
Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di
berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
Gerakan tersebut agar lebih aman
melakukan aktifitasnya membantu
melarikan para
budak selalu pada malam hari. Ada di antaranya para budak Mullato menyamar sebagai orang-orang
kulit putih dan kadang-kadang sebagai pemilik-pemilik budak. Reaksi orang-orang
selatan dalam menghdapi gerakan The
Underground Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan
terhadap tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah
menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan.
Pimpinan-pimpinan selatan dalam
usahanya menentang The Underground
Railroad, sering melakukan pengejaaran terhadap budak-budak yang melarikan
diri ke utara. Dalam dokumen tertanggal 24 april, 1815, yang terdapat dalam
sejarah bangsa amerika di edit oleh H.S Commgel. Isi dokumen buku tersebut
adalah sebagai reaksi dari para pemilik budak di wilayah selatan, yang merasa
dirugikan agar berhati-hati terhadap tindakan warga Boston,Massachusetts, yang
telah menculik dan menangkap para budak untuk dibebaskan. Harap warga selatan
tetap waspada dan berhati-hati terhadap para penculik yang terdapat di daerah
Boston yang berdalih pada Fugitive Slave
Law.
2.5 Pemberontakan Budak
Terjadi suatu
pemberontakan budak pada hakikatnya tak lepas dari keadaan lingkungan sosial
yang sangat menekan kehidupannya yang disebabkan oleh berbagai tindakan dari
pemiliknya.disorganisasi keluarga dalam masyarakat budak merupakan sumber utama
timbulnya pemberontakan. Hal itu berkaitan dengan faktor-faktor tidak puas dan
putus asa dari kelompok budak,terjadinya berbagai insiden dan mengenai simbol.
Perasaan tidak puas dari para budak itu karena ascribed stastus, Yaitu status yang bibebankan oleh pemaksaan dan
pembenahan dalam hirarki sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di
selatan yang menggangap bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan
peraturan yang tercantum dalam The black codes sangat menekan perasaan
para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan
dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak
yang sering mengalami
tekanan jiwa
akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah
terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan
budak mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun
pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika
Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663.
Selama era kolonial Inggris sampai berakhirnya perang
saudara di Amerika Serikat (1607-1865),telah terjadi 115 kali pemberontakan
budak yang terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar
terjadi di Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun
1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan
budak.
Selama periode 1800-1864, telah terjadi 54 kali
pemberontakan budak yang kesemuanya terdapat di wilayah Selatan. Memperhatikan
tempat terjadinya pemberontakan budak,daerah Virginia merupakan tempat yang
terbanyak terjadinya pemberontakan. Sebanyak 20 kali selama periode 1800-1864,
yang lain tersebar di berbagai wilayah. Nantinya, dalam perang saudara di Amerika
Serikat (1861-1865), Virginia merupakan ibukota dari negara konfederasi.
Dalam membahas sekilas sekitar pemberontakan budak pada
periode 1800-1864, penulis hanya memfokuskan pada tiga peristiwa yang dianggap
sangat penting selama terjadinya pemberontakan. Tiga peristiwa penting dalam
pemberontakan budak itu : (1) terjadi pada 1800, di Virginia, dipimpin oleh
Gabriel Prosser; (2) pada 1822,terjadi pemberontakan budak di South Carolina di
bawah pimpinan Denmark Vesey; (3) pada 1831, pemberontakan budak terjadi di
Virginia di bawah Nat Turner dan juga terdapat di berbagai wilayah. Terdapat
suatu keunikan dalam mempelajari tokoh pemimpin budak dalam menggerakkan suatu
pemberontakan. Keunikan itu nampak bahwa pemimpin budak pada umumnya berasal
dari budak rumah tangga yang kemudian ia memperoleh kebebasan dan
kemerdekaannya tak lagi berstatus budak. Pada budak rumah tangga yang melakukan
suatu pemberontakan dapat digagalkan, antara lain, rahasia pemberontakan
diketahui oleh para budak rumah tangga yang kemudian segera memberitahukan
rencana pemberontakan kepada tuannya. Jadi, dalam masalah sosok budak rumah
tangga, ia berpeluang menjadi pemimpin pemberontakan, namun juga dapat
berkhianat menggagalkan rencana pemberontakan. Berikut ini secara garis besar
akan dikemukakan peristiwa ketiga pemberontakan budak yang terjadi pada
1800,1822,dan 1831.
Gabriel Posser adalah budak rumah tangga yang bekerja
sebagai sains dari seorang pengusaha perkebunan di daerah Virgimia, bernama
Thomas Prosser. Ia seorang pengikut kristiani yang amat tekun mempelajari
ajaran Injil. Ia mulai tergugah hatinya ingin membantu perjuangan bangsanya
membebaskan dari belengu perbudakan. Setelah beberapa tahun mengabdi pada
tuannya, kemudian ia memperoleh kemerdekaannya sebagai seorang negro bebas.
Perjuangan Gabriel Prosser di dalam
menentang perbudakan didasarkan pada konsep-konsep agama dan rasional. Dalam
menentang perbudakan is mengartikulasi konsep injil dengan interpretasi
persaudaraan universal. Terdapat dua orang kulit putih yang ikut mebantu
perjuanagan budak, mereka berusaha mencari bantuan persenjataan dan bahan
peledak untuk melakukan pemberontakan. Gabriel Prosser merencanakan suatu
pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond, Virginia, pada1
September,1800. Ia membagi seluruh pengikutnya yang berjumlah 1100 budak dalam
tiga kelompok besar. Sebagai langkah pertama, kota harus dikuasai, mereka harus
berhasil merebut gudang senjata yang berada di kota Richmond.apabila kelompok
yang di tugasi berhasil merebut gudang senjata, terlebih dahulu menyergap para
penjaganya.
Sebelum Gabriel Prosser mulai merencanakan
penyeranagan kota Richmond, rahasia
pemberontakan telah bocor karena penghianatan yang dilakukan oleh dua orang
budak rumah tangga.kedua penghianat tersebut melaporkan rencana pemberontakan
yang akan dilakukan oleh Gabriel Prosser kepada pemerintah negara bagian
Virginia. Maka, dengan segera pemerintah negara bagian Virginia segera
menggerakkan tentaranya sebanyak 600 orang untuk mencegah pemberontakan serta
melindungi kota Richmond. Pemberontakan Gabriel Prosser dengan cepat dapat
dihancurkan, sebanyak 30 orang pengikutnya telah menjadi korban. Komplotan
Gabriel Prosser telah gagal akibat penghianatan yang dilakukan oleh dua orang
budak rumah tangga. Ia sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di
kirim ke kota Richmond. Gubernur Virginia berusaha untuk mengkorek informasi
seputar rencana pemberontakan yang dilakukan oleh Gabriel Prosser, namun
gubernur tersebut gagal memperoleh informasi yang dianggap penting. Ia tidak
mau mengaku dengan siapa saja pemberontakan itu dilakukan. Akhirnya, Gabriel
Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan pada 7 Oktober, 1800. Setelah
pemberontakan Gabriel Prosser dapat digagalkan oleh gubernur James Monroe, segera melaporkan pada
pemerintah Thomas Jefferson, bahwa pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan.
Pemberontakan yang lain dilakukan
oleh Denmark Vesey di negara bagian Shout Carolina pada 1822.seperti halnya
Gabriel Prosser, Vesey berasal dari budak rumah tangga. Perjuanagan Denmark
Vesey dalam menentang perbudakan terpengaruh oleh konsep pemikiran Gabriel
Prosser. Ia juga memberi konsep agama dan idedari revolusi perancis. Denmark
Vesey menanamkan agama dan ide-ide dari revolusi Perancis. Vesey menanamkan
pengaruhnya terhadap para anggotanya, bahwa Tuhan telah menciptakan semua umat
manusia memiliki hak-hak yang sama. Rasa ketidakpuasan bersumber dari
pengetrapan the black codes.
Disamping itu, ia mendapat dukungan dari para pemimpin Greja Metodhist yang
anggotany aterdiri dari orang-orang negro. Berdasarkan pengalaman yang ada,
gagalnya pemberontakan budak karena adanya penghianatan dari budak rumah
tangga, maka, vessey merencanakan pemberontakan yang akan dilakukannya harus
hati-hati jangan sampai bocor. Ia menetapkan bahwa pemberontakan akan dimulai
pada minggu kedu, Juli, 1822. Ia berusaha
mencari bala bantuan orang-orang negro di derah Santo Domingo, sama
seperti yang pernah dilakukan oleh Gabriel Prosser. Bala bantuan yang diharpkan
Vessey, kenyataanyya menjadi terpencar sehingga sulit dikoordinasi, mengingat
jarak tempuh dari daerah Charleston dengan Santo Domingo, terlalu jauh, 80 mil
jaraknya. Rencana Vessey ternyata juga telah dihianati oleh seorang budak yang
telah mendapat kepercayaan darinya. Budak itu bernama Devany, seorang pelayan
rumah tangga yang bekerja sebagai kusir gerobakpada bekas kolonel Prioleau.
Devany mendapat uang sebanyak $ 1.000 dan juga memperoleh kebebasan dari
tuannya. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey, 139 orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam
penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi
para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman
mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang.
Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia
tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam
komplotannya.
Mengenai pemberontakan yang dlakukan
oleh Nat Turner pada 1831,di Virginia, dapat di kisahkan sebagai berikut : Nat
Turner adalah seorang pendeta sangat tekun mempelajari isi injil,sering memberi
khotbah dan membabtis para budak. Ia adalah seorang pendeta yang sangat
fanatik, menggunakan konsep supra irasional dalam usahanya membebaskan para
budak. Kondisi masyarakat yang tidak menentu dengan harapan dan kecemasan,maka,
mereka akan mengharapkan munculnya seorang pemimpin yang bermukjizat atau
istilahnya sebagai the miracle man,
rakyat menaruh kepercayaannya agar perasaan-perasaan tidak puas, frustasi,dan
putus asa dapat segera berakhir, kemudian mengharapkan kemakmuran atau
kesejahteraan sosial. Para pengikutnya yakin, bahwa melalui kepercayaan Kristus
mereka akan mendapatkan kebebassan dan kemerdekaan bagi umatnya. Kefanatikan
Nat Turner dipertebal oleh kegemaran mengolah hal-hal yang bersifat mistik
sehingga akan dapat diketahui ideologi apakah yang akan digunakan sebagai
konsep perjuangannya dalam membebaskan perbudakan. Dapat dikatakan bahwa ia
berideologi yang messianistis. Artinya, di dalam situasi sosial yang kacau
manusia sudah tidak berdaya lagi mengatasi dengan hal-hal yang rasional seperti
yang dikerjakan oleh Nat Turner. Oleh karena itu, pemberontakan yang
dilakukannya tidak direncanakan cermat dan teliti. Tentu saja, seorang pemimpin
pemberontakan yang fanatik dengan sendirinya akan menlaksanakan perannya tak
dipertimbangkan dengan masak-masak dan tidak waspada. Nat Turner masih terkesan
mengenai rencana penyerangan yang telah mengalami kegagalan akibat terjadinya
suatu penghianatan. Maka, Nat Turner tidak akan mudah mempercayai seseorang
untuk mengatakan rencana pemberontakan. Ia akan bertindak sendiri memimpin
penyerangan. Semula ia menetapkan tanggal 4 Juli 1831, sebagai permulaan untuk
melakukan pemberontakan di pedesaan Southamton; tetapi ia menderita sakit
sehingga rencana pemberontakan ditangguhkan. Nat Turner memulai
pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Perlu diketahui, bahwa di dalam
pemberontakan tersebut tidak terdapat penghianatan-penghianatan yang dilakukan
oleh budak rumah tangga. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya
merusak dan membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya
mendapat bantuan dari para budak rumah
tangga. Nat Turner beserta para
pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis
beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai “Bandit Besar” di
kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka melakukan pembunuhan
kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga sejumlah orang-orang
kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit putih yang telah
dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang. Pada masa
berkobarnya pemberontakan itu, seluruh pendeta negro di Virginia diperiksa oleh
pemerintah, sebab pemimpin pemberontakan adalah berasal dari seorang pendeta.
Sebagai tindak balasan dari waarga kulit putih para budak yang diduga terlibat
dalam pemberontakan dibinasakan, sedang 13 orang budak yang lain dijatuhi hukuman
gantung. Selama enam minggu, Nat Turner bersembunyi didaerah pegunungan di
Southampton., tetapi akhirnya ia beserta para pengikutnya berhasil ditangkap 30
Oktober 1831. Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831. Pemberontakan
yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan berumur tidak
lebih dari dua bulan.
BAB 3. PENUTUP
3.1
Simpulan
Pada awalnya perbudakan orang kulit putih terhadap orang
– orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung sejak zaman kuno.
Dimana praktik tersebut dilakukan oleh orang mesir terhadap orang negro di
afrika. Budak tersebut digunakan tenaganya didaerah pertanian dan di tempat
kuil-kuil.
Pada awalnya budak yang dipekerjakan
di amerika bagian seltan berasal dari afrika barat. Dimana di afrika barat ini
penduduk bekerja dari hasil pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu.
Hasil pertanian diwilayah afrika barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan
ketela. Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana,
wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari
kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta bahea setiap penguasa mempunyai
budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai
hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja
tanah pertanian dan perkebunan.
Pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah
terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan
budak mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun
pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika
Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663.
Selama era kolonial Inggris sampai berakhirnya perang
saudara di Amerika Serikat (1607-1865),telah terjadi 115 kali pemberontakan
budak yang terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar
terjadi di Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun
1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan
budak.
DAFTAR
PUSTAKA
Sundoro,hadi
2012.Sejarah Amerika Serikat. Jember : Jember University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar