BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penduduk
dan wilayah Amerika Serikat mengalami perkembang pesat, dan banyak penduduk
yang melakukan migrasi ke barat. Mereka berpindah ke sebelah barat Sungai
Mississippi dan Pegunungan Rocky pada masa ini. Orang-orang pertama yang pindah
ke Barat adalah orang yang menjual kulit binatang."Thesis Perbatasan"
yang amat berpengaruh menyatakan bahwa perbatasan barat membentuk karakter
Amerika Serikat. Pada tahun 1840-an, banyak orang pindah ke Oregon, dan semakin
banyak orang yang pindah ke Barat setelah Demam Emas California tahun 1849.
Sejak awal 1830-an hingga 1869, Jalur Oregon dan banyak cabangnya digunakan
oleh lebih dari 300.000 pemukim. Sementara Penduduk asli Amerika semakin
terdesak oleh peristiwa seperti pengusiran. Selain Jejak Air Mata, peristiwa
penting terkait pengusiran suku Indian adalah Perang Black Hawk.
Sejarah
diplomasi
Amerika
Serikat
sejak
berdiri sebagai sebuah negara
tahun 1776 ditandai dengan
upaya
pemeliharaan
hubungannya dengan
bangsa-bangsa lain di dunia dengan tujuan
untuk meningkatkan
kemakmuran
Amerika Serikat. Sejak
tahun 1776 sampai
sekarang bangsa Amerika
selalu berusaha untuk meningkatkan
kemakmuran bangsanya
melalui upaya-
upaya diplomatik untuk membentuk sebuah imperium
besar yang
berkuasa dan berpengaruh
atas bangsa-bangsa lain
di dunia. Pada awal abad
ke-19 mereka
telah mampu
membangun sebuah
imperium kontinental yang besar.
Pada
waktu
yang
relatif sama mereka
telah
mengembangkan
imperium perdagangan di seluruh
dunia, menggantikan
posisi Portugal,
Spanyol, Belanda
dan Inggeris. Pada
akhir abad ke-20
ini bangsa Amerika
boleh bangga sebab mereka
telah menjadi bangsa yang telah berpengaruh
atas
bangsa-bangsa di
dunia, baik
secara
politik,
ekonomi, militer dan budaya.
Sejak berakhirnya perang
dingin (cold-war)
dan
tumbangnya Uni Soviet
pada
awal
tahun 1990-an, tidak diragukan
lagi bahwa Amerika Serikat merupakan sebuah
imperium yang
sangat besar yang
tidak memiliki tandingan di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1.2.1
Peristiwa
apa yang melatarbelakangi adanya perluasan wilayah Amerika ke arah barat ?
1.2.2
Bagaimana
proses perluasan wilayah Amerika ke arah barat ??
1.2.3
Bagaimanakah
jalan diplomasi dalam perluasan wilayah Amerika ke barat tersebut ?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertjuan agar :
·
Memahami
latar belakang terjadinya perluasan wilayah Amerika
·
Memahami
proses perluasan wilayah Amerika
·
Memahami
jalan diplomasi dalam perluasan wilayah Amerika
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Latar Belakang Perluasan Wilayah ke Barat
2.1.1 Amerika Latin dan Doktrin Monroe
Pada dekade awal abad
ke-19,Amerika Tengah dan Selatan beralih ke gerakan revolusi. Gagasan kebebasan
telah mengusik rakyat Amerika Latin sejak para koloni Inggris
memperoleh kemerdekaan mereka. Penaklukan Napoleon atas Spanyol dan Portugal
pada 1808 menjadi pertanda bagi rakyat Amerika Latin untuk mengadakan pemberontakan.
Menjelang 1822, dipimpin dengan cakap oleh Simon Bolivar, Francisco Miranda,
Jose de San Martin dan Miguel de Hidalgo, sebagian besar Amerika Hispanik–dari
Argentina dan Chili di selatan hingga Meksiko di utara memenangkan kemerdekaan
mereka. R akyat Amerika Serikat mencurahkan perhatian mendalam terhadap pada apa yang tampaknya merupakan pengulangan
pengalaman mereka sendiri dalam memisahkan diri dari bawah kekuasaan Eropa.
Gerakan kemerdekaan Amerika Latin mempertegas keyakinan mereka akan
pemerintahan otonomi.
Pada
1822 Presiden James Monroe, di bawah tekanan publik yang kuat, menerima wewenang untuk
mengakui negara Amerika Latin baru dan segera bertukar menteri dengan mereka.
Dengan demikian, dia menegaskan status mereka sebagai negara merdeka yang
sesungguhnya, sepenuhnya terpisah dari ikatan lama mereka dengan Eropa. Tepat
pada saat ini, Rusia, Prusia, dan Austria membentuk persekutuan, Aliansi Suci,
untuk melindungi diri mereka dari pemberontakan. Dengan turut campur di negara
tempat gerakan masyarakat membahayakan monarki, aliansi tersebut– dipersatukan
oleh Perancis pasca Napoleon–berniat mencegah penyebaran revolusi itu.
Kebijakan ini merupakan antitesis prinsip Amerika tentang penentuan nasib
sendiri.
Selama Aliansi Suci ini membatasi kegiatannya di Dunia Lama,
Amerika Serikat tidak mengkhawatirkannya. Tetapi ketika aliansi tersebut
mengumumkan niatnya untuk memulihkan kembali bekasbekas koloni Spanyol, masyarakat
Amerika menjadi sangat khawatir. Karena perdagangan Amerika Latin telah menjadi
sangat penting bagi mereka, Inggris memutuskan untuk menghentikan tindakan
semacam itu. London-jaminan gabungan Anglo-Amerika terhadap Amerika Latin,
tetapi Sekretaris Negara John Quincy Adams meyakinkan Monroes untuk bertindak
secara unilateral:
“Akan lebih jelas, juga lebih bermartabat, untuk menyatakan prinsip kami secara
eksplisit kepada Rusia dan Perancis, daripada muncul seperti pahlawan kesiangan
dalam gelombang serdadu Inggris.”
Pada Desember 1823, dengan keyakinan bahwa AL Inggris akan membela
Amerika Latin dari Aliansi Suci dan Perancis, Presiden Monroe mengambil
kesempatan dalam pidato tahunannya kepada Kongres untuk menyampaikan apa yang
kemudian dikenal
sebagai Doktrin Monroe – penolakan menoleransi perluasan dominasi lebih lanjut
Eropa di benua Amerika :“Benua Amerika...untuk selanjutnya janganlah
dianggap sebagai sasaran bagi kolonialisasi di masa depan oleh kekuatan Eropa
mana pun. Kita harus menganggap usaha apa pun dari pihak mereka untuk
memperluas sistem (politik)
mereka ke bagian mana pun belahan dunia ini sebagai ancaman
terhadap perdamaian dan keamanan kita.
Dengan koloni
yang sudah ada atau ketergantungan terhadap kekuatan Eropa mana pun, kami tidak
pernah campur tangan dan takkan pernah campur tangan. Tetapi dengan pemerintah
yang telah menyatakan kemerdekaannya dan mempertahankan kemerdekaan itu, juga
kemerdekaan yang telah kita... akui, kita tidak dapat membiarkan
tindakan campur tangan apa pun yang bertujuan menekan mereka, atau
mengendalikan nasib mereka dengan cara apa pun, oleh
kekuatan Eropa mana pun dengan anggapan selain manifestasi disposisi tidak ramah
terhadap Amerika Serikat.”
Doktrin Monroe memperlihatkan semangat solidaritas dengan
negara-negara republik yang baru merdeka di Amerika Latin. Sebagai balasannya,
negara-negara tersebut mengakui kedekatan politiknya dengan Amerika Serikat dengan cara
mendasarkan konstitusi baru mereka, dalam banyak hal, sesuai model Amerika
Utara.
2.2
Proses Perluasan Wilayah ke Barat
Garis perbatasan sangat berpengaruh dalam membentuk kehidupan di
Amerika. Kondisi di seluruh pesisir Atlantik merangsang migrasi ke kawasan baru.
Dari New England, di mana lahannya tidak mampu menghasilkan panenan gandum
dalam jumlah besar, pria dan wanita mengalir tanpa henti
meninggalkan lahan pantai dan desa mereka untuk mengambil keuntungan dari lahan
kaya di tengah benua. Di pedesaan negara bagian Carolina dan Virginia,
masyarakat yang terkucilkan akibat kurangnya jalan dan kanal sebagai akses ke
pasar di daerah pesisir dan tidak menyukai dominasi politik para pemilik
perlahan pertanianan Tidewater juga bergerak ke barat. Pada 1800, lembah Sungai
Mississipi dan Ohio telah menjadi kawasan perintis yang luas.”Hi-o, ke sanalah kami pergi, mengapung
di sungai di
O-hi-o.” menjadi lagu bagi ribuan imigran.
Aliran populasi ke barat pada awal abad ke-19
menyebabkan pembagian kawasan lama dan pembentukan perbatasan baru. Sebagai
negara bagian yang baru diakui, peta
politik
menyeimbangkan daerah timur Sungai Mississipi. Dari 1816 hingga 1821, terbentuk
6 negara bagian baru–Indiana, Illinois dan Maine (yang tadinya negara bebas
budak), serta Mississipi, Alabama, dan Missouri (negara bagian yang mengizinkan
perbudakan). Daerah perbatasan pertama dulu terkait erat dengan Eropa, daerah kedua terkait
dengan pemukiman pesisir, tetapi Lembah Mississipi bersifat independen dan
warganya lebih mengacu ke barat daripada ke timur.
2.2.1 Kehidupan Pada
Saat Perluasan Wilayah ke Barat
Para pemukim di daerah perbatasan merupakan kelompok yang beragam.
Salah seorang penjelajah Inggris menggambarkan mereka sebagai “ras manusia yang
berani dan tabah yang hidup di pondok reyot. ...Sikap mereka terlihat kasar,
tetapi
sebenarnya
ramah, baik kepada orang asing, jujur dan dapat dipercaya. Mereka
menghasilkan sedikit jagung Indian, labu, babi, dan terkadang memiliki satu
atau dua ekor sapi. ...Tetapi senapan laras panjang merupakan peralatan
terpenting mereka. ” Terampil menggunakan kapak, jerat dan benang pancing, para
pemukim membangun pondok kayu pertama dan menghadapi suku pribumi Amerika, yang
tanahnya mereka duduki.
Ketika
semakin banyak pemukim memasuki belantara itu, banyak yang menjadi petani
sekaligus pemburu. Rumah kayu nyaman dengan jendela kaca, tungku pemanas dan
kamar terpisah telah menggantikan keberadaan pondok; sumur menggantikan mata
air. Para pemukim yang rajin dengan cepat membersihkan lahan mereka dari
pepohonan, membakar kayu untuk menghasilkan kalium oksida dan membiarkan
tunggul kayu membusuk. Mereka menanam gandum, sayur dan buah-buahan mereka
sendiri; mengelilingi hutan untuk memburu kijang, kalkun liar dan madu;
memancing di sungai terdekat; dan memelihara ternak serta babi. Para spekulator tanah
membeli tanah yang amat sa-ngat luas dengan harga murah lalu,
jika harga tanah naik,
menjual lahan mereka dan bergerak semakin ke barat, membuka jalan bagi orang lain.
Dokter, pengacara, pemilik toko, editor, pendeta, ahli mesin dan
politikus segera menyusul para petani. Namun para petani menjadi kelompok dasar
yang kokoh. Begitu menetap di suatu lokasi, mereka cenderung terus tinggal di
sana dan berharap
anak-anak mereka akan tetap tinggal di sana. Mereka membangun lumbung besar dan
rumah dari batu bata atau dari kerangka kayu. Mereka membeli ternak lebih baik,
menggarap tanah dengan terampil, dan menaburkan benih yang bermutu. Beberapa
orang mendirikan pabrik penggilingan tepung, penggergajian kayu dan penyulingan.
Mereka membuat jalan raya yang bagus, juga membangun gereja dan sekolah. Pada
1830, Chicago, Illinois, contohnya, adalah desa niaga yang memiliki benteng
namun tidak mempunyai potensi yang menjanjikan; tetapi jauh sebelum beberapa
pemukim aslinya meninggal dunia, negara bagian ini telah menjadi salah satu
kota terbesar dan terkaya di Amerika. Lahan pertanian mudah didapat.Tanah
pemerintah setelah 1820 dapat dibeli seharga 1.25 dolar untuk luas kira-kira
setengah hektar, dan setelah dikeluarkannya UU Rumah dan Pekarangan (Homestead
Act) pada 1862, tanah itu dapat diklaim dengan cara menduduki dan
memperbaikinya.
Selain itu, peralatan untuk menggarap lahan itu sangat mudah
diperoleh. Itulah masa ketika, sesuai ucapan yang dicetuskan penulis surat
kabar Indiana, John Soule dan dipopulerkan oleh editor New York Tribune, Horace
Greeley, pria muda dapat “pergi ke barat dan tumbuh bersama negara.” Kecuali
migrasi ke Texas yang dimiliki
bangsa
Meksiko, gerakan perintisagrikultural ke barat baru menerima Missouri ke
dalam wilayah Barat yang luas yang didapatkan dari Pembelian Louisiana setelah
1840.
Pada 1819, sebagai ganti asumsi klaim warga Amerika hingga senilai
5 juta dolar, Amerika Serikat menguasai Florida dan Oregon di timur jauh dari
Spanyol. Pada harihari pertama penjelajahan Perancis di Lembah Mississipi, si
pedagang menjadi pemandu bagi para pemukim di luar Mississippi. Para pemburu
kulit dari Perancis dan Scots-Irish menjelajahi sungai besar serta anak
sungainya dan menemukan jalan masuk melalui Pegunungan Rocky dan Sierra,
memungkinkan migrasi melalui darat pada 1840-an dan disusul dengan pendudukan
bagian dalam negara tersebut.
Secara keseluruhan, pertumbuhan negara itu sangatlah besar:
Populasinya meningkat dari 7.25 juta menjadi lebih dari 23 juta orang sejak
1812 sampai 1852 dan lahan yang tersedia bagi pemukiman meningkat hingga hampir
sebesar Eropa Barat–dari 4,4 juta menjadi 7,8 juta kilometer persegi. Tapi
konflik dasar yang berakar pada berbedaan setempat masih belum terselesaikan, sehingga
menjelang dekade 1860-an, hal itu meledak menjadi perang saudara. Hal lain yang
juga tidak dapat dihindarkan dari geraka nekspansi ke barat adalah konflik para
pemukim dengan penduduk asli dari tanah itu: Suku Pribumi Amerika.
Pada
paro awal abad ke-19, figure paling menonjol yang terkait dengan konflik ini
adalah Andrew Jackson, “orang Barat” pertama yang duduk di Gedung Putih. Di
tengah-tengah Perang 1812, Jackson, yang pada saat itu memimpin kekuatan
militer Tennessee, dikirim ke Alabama
selatan, tempat dia dengan kejam memadamkan pemberontakan orang Indian Creek.
Suku Indian Creek tak lama kemudian menyerahkan dua pertiga wilayahnya kepada
merika Serikat. Jackson kemudian
mengusir
sekawanan Indian Seminol dari daerah suaka mereka di Florida yang dimiliki
bangsa Spanyol.
Pada 1820-an, sekretaris perang Presiden Monroe, John C. Calhoun,
mengusulkan kebijakan mengusir suku Indian yang masih tinggal di daerah Barat
Daya lama dan memindahkan mereka jauh dari Mississippi. Jackson melanjutkan
kebijakan ini saat menjabat sebagai presiden. Pada 1830, Kongres meluluskan UU
Pengusiran Indian (Indian Removal Act),
menyediakan dana untuk mengangkut suku-suku timur menjauhi Mississippi. Pada
1834, ditetapkanlah kawasan khusus Pribumi Amerika di tempat yang
sekarang dinamakan Oklahoma. Secara keseluruhan, suku Indian menandatangani 94
perjanjian selama dua masa pemerintahan Jackson, menyerahkan jutaan
hektar kepada pemerintah federal dan memindahkan lusinan suku dari
kampung halaman leluhur mereka.
Masa paling mengerikan dalam sejarah yang memilukan ini menyangkut
suku Cherokee. Tanah air mereka di North Carolina dan Georgia telah dijamin
oleh perjanjian sejak 1791. Sebagai salah satu suku timur yang paling
progresif, Cherokee tetap saja diusir ketika orang kulit putih menemukan emas
di tanah mereka pada 1829. Akibat dipaksa melakukan perjalanan panjang dan
kejam ke Oklahoma pada 1838, suku ini kehilangan banyak warganya akibat
penyakit dan deprivasi akan apa yang kemudian dikenal sebagai “Jejak Air Mata.”
Daerah perbatasan—titik
di mana wilayah pemukiman berbatasa dengan
lahan tak
bertuan—dimulai di Jamestown dan Plymouth Roci. Perbatasan itu
bergerak ke
barat selama nyaris 300 tahun melalui hutan liar dengan pepohonan
yang sangat
padat dan dataran gersang sampai sensus sepuluh tahunan pada 1890 mengungkapkan
pada akhirnya Amerika Serikat tidak lagi memiliki garis pemukiman yang
kentara.
Banyak orang beranggapan periode panjang tersebut telah berakhir— periode di
mana negara ini berkembang dari beberapa pos peradaban Inggris
yang berupaya bertahan hidup menjadi negara merdeka raksasa dengan identitasnya
sendiri. Mudah sekali memercayai bahwa pengalaman perkembangan pemukiman
dan pascapemukiman, terus-menerus diulangi manakala manusia menaklukkan
suatu benua, menjadi faktor penentu dalam perkembangan negara.
2.3 Diplomasi
dan Perluasan Wilayah Amerika Serikat pada abad ke-19
Sejarah
diplomasi
Amerika Serikat
pada
akhir
abad ke-18
dan
sepanjang abad
ke-19
ditandai
dengan
ekspansi
wilayah
ke
bagian
barat
dan
selatan. Dalam kegiatan
ekspansi tersebut
Amerika Serikat
yang pada
tahun 1776 masih terdiri
dan
13 negara
bagian harus berhadapan
dengan negara-negara
imperialis Eropa seperti
Inggeris, Perancis, dan Spanyol. Dengan
demikian,
upaya diplomatik untuk menjaga dan memperluas wilayah
teritorial dilakukan oleh
pemerintah Amerika Serikat
terhadap imperium-imperium
tersebut, baik
yang dilakukan secara
damai maupun yang didukung oleh
kekuatan militer.
Bekat
upaya
diplomatik,
yang didukung oleh kekuatan ekonomi dan militer, Amerika
Serikat
pada
pertengahan
abad ke19 telah
menjadi sebuah
negara yang luas wilayahnya
sama seperti
sekarang,
dikurangi dengan
Hawaii dan Alaska. Ketika
George Washington
diambil sumpah sebagai presiden
di
Wall
Street
tahun 1789, kurang dari
empat juta penduduk
menempati tiga belas negara bagian
yang berlokasi di sepanjang
pantai timur Amerika Serikat. Tujuh puluh
tahun kemudian, ketika Abraham
Lincoln
menjadi
presiden
yang ke enam belas tahun1861, semua negara bagian
yang kita kenal sekarang telah
menjadi
bagian dari
Amerika Serikat yang
ditempati
oleh
31 juta penduduk.
Perluasan
wilayah
sebenarnya telah dilakukan
pada
jaman
kolonial.
Pada
jaman tersebut
para pionir
Amerika menjelajah ke arah
barat untuk membuka
lahan-lahan baru
hingga ke pengunungan Appalachian. Setelah memperoleh kedaulatan tahun 1776, penjelajahan ke arah barat memperoleh percepatan
karena
didukung oleh negara-negara bagian
di wilayah
timur melalui upaya-upaya diplomatik ketika mereka
berhadapan dengan kekuatan-kekuatan
imperialis
Eropa, seperti
Inggeris,
Perancis dan Spanyol.
Negara-negara
bagian
di wilayah
timur
yang mengklaim
wilayah dari
pantai Atlantik sampai Sungai
Mississippi harus berhadapan
dengan orang-orang Indian yang didukung oleh kekuatan
imperialis Barat. Untuk mengatasi
hal
tersebut
pada tahun 1794 komisi khusus yang
dipimpin oleh John Kay,
melalui upaya diplomatik,
berhasil menandatangani perjanjian dengan
Inggeris.
Dalam perjanjian
tersebut Inggeris
sepakat untuk tidak lagi mendukung orang-orang
Indian
di wilayah
barat daya. Perjanjian yang
sama juga ditandatangani
dengan Spanyol
yang
memungkinkan
Amerika
Serikat memperluas
wilayahnya ke
wilayah barat laut.
Kejadian-kejadian
dalam
sejarah Eropa
dan kawasan Karibia
berpengaruh terhadap upaya diplomatik Amerika Serikat dalam perluasan wilayahnya. Pada tahun 1800 Spanyol menyerahkan wilayah Lousiana,
satu kawasan
antara Sungai
Missisippi dan
Pegunungan
Rocky
kepada Perancis.
Napoleon Bonaparte,
penguasa Perancis
yang
telah
berhasil menguasai
Spanyol
di Eropa,
bermaksud
menggunakan
wilayah
Louisiana sebagai jalan untuk
menjadikan Perancis
sebagai kekuatan imperium di Amerika. Namun demikian,
sebuah revolusi yang
digerakkan oleh orang-orang kulit hitam
di kepulauan
Hispaniola (sekarang
Haiti
dan
Santa
Dominggo) merusak rencana
Napoleon Revolusi
yang dipimpin oleh Toussaint L'Ouverture
dan didukung oleh
500.000 budak kulit
hitam. Haiti
hampir berhasil
memaksa 40.000 orang
kulit
putih
pemilik
budak untuk membebaskan perbudakan di Haiti.
Napoleon segera mengirimkan pasukannya
untuk meredam
gerakan
revolusi
serta menduduk iwilayah
New
Orleans dan menguasai wilayah Louisnana.
Presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson,
yang melihat
kemungkinan semakin
kuatnya ancaman Perancis
bila
tetap
menguasai
Lousiana, mengutus Jams Monroe ke Paris dan
mendesak duta besar (dubes)
Amerika
di Paris,
Robert
Living stone, untuk berunding mengenai kemungkinan membeli wilayah
Louisiana dari
Perancis.
Melihat kemungkinan semakin
kuatnya dominasi imperialis Eropa, di Amerika, pemerintah
Amerika
Serikat, di bawah
presiden Thomas Jefferson,
berusaha untuk memperoleh
wilayah
Louisina dengan berbaga cara, Upaya diplomatik pun dilakukan
dengan
gencar
untuk
usaha tersebut. Hal
tersebut dilakukan sebab
Inggeris
pun yang
sedang
bersaing dengan Perancis, berusaha
memperoieh
wilayah yang
sangat kaya
dengan sumber daya alam tersebut.
Ketika
Robert Livingstone , yang
secara intensif
melakukan
upaya diplomatik ,bertemu dengan
menteri luar negeri Perancis,
Talleyrand, sebuah tawaran menarik diberikan oleh menlu Perancis. Kurang
dari tiga minggu
kemudian
perjanjian jual beli
tersebut ditandatangani. Perancis yang sedang berhadapan
dengan Inggeris, baik di Eropa
dan
Amerika, lebih suka menyerahkan
Louisiana
kepada
Amerika Serikat
daripada
kepada
Inggeris, dan sepakat dengan harga
12 juta
dollar
atas wilayah
pertanian
yang
sangat kaya tersebut. Dalam sejarah
diplomasi Amerika Serikat pembelian yang terjadi pada tahun 1803 tersebut dilatakan oleh Buckler (1993:977) sebagai
jual paling
menakjubkan
dalam
sejarah diplomasi Amerika Serikat.
Setelah memperoleh wilayah Lousiana,Amerika Serikat masih dihadapkan
dengan
ancaman Inggeris
yang
masih menguasai Canada.
Amerika Serikat
juga membenci Inggeris yang
merupakan saingan beratnya
dalam perdagangan di kawasan
Atlantik dan memonopoli barang - barang dagangan di kawasan tersebut. Orang-orang Amerika Serikat di kawasan
barat
menghendaki diteruskannya
perang dengan Inggeris yang selalu
mengancam kapal-kapal
Amerika di lautan bebas.
Persaingan dengan
Inggeris
tersebut mendorong dilakukannya
pertimbangan diplomatik melalui peperangan dengan negara
Eropa tersebut. Sikap
netral AS
terhadap masalah
perdagangan luar negeri dengan
negara-negara
Eropa tidak
sepenuhnya
bisa diterapkan
ketika negara tersebut
memiliki kepentingan
lain
di daratan. Sikap tidak bisa menjaga kenetralan
tersebut diterapkan
oleh Presiden
James Madison ketika hams berhadapan
dengan Inggeris. Perang tahun
1812 yang dikenal dengan
WarHawks tersebut
mengakhiri masalah Indian
serta
memberi jalan kepada para pioner-pioner Amerika untuk
membuka
lahan yang
lebih luas di
bagian barat.
Perang tersebut
diakhiri
dalam
Perjanjian Ghent di Belgia tahun 1814 berkat campur tangan
Tsar Rusia yang sedang berusaha
mendekati Inggeris
dalam
mengakhiri
perang
dengan Napoleon
Bonaparte.
Dalam perjanjian tersebut
Amerika
dan
Inggeris sepakat untuk menjaga Great
Lakes sebagai kawasan bebas militer,
kebebasan bagi nelayan Amerika, Inggeris dan Canada
untuk menangkap
ikan di
New Foundland
dan
Labrador serta
persetujuan mengenai perbatasan
baru antara
Amerika Serikat
dan
Canada,
dan
dijadikannya kawasan Oregon sebagai daerah terbuka
bagi orang Inggeris
dan Amerika.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari penjekasan di atas maka dapat disimpulkan,
perluasan wilayah amerika ini dilatarbelakangi oleh Doktrin Monroe yang
dikemukakan oleh Presiden Monroe dalam pidatonya mengenai penolakan menoleransi perluasan dominasi lebih lanjut Eropa di benua Amerika
:
“Benua Amerika...untuk selanjutnya janganlah dianggap sebagai
sasaran bagi kolonialisasi di masa depan oleh kekuatan Eropa mana pun. Kita
harus menganggap usaha apa pun dari pihak mereka untuk memperluas sistem
(politik)
mereka ke bagian mana pun belahan dunia ini sebagai ancaman
terhadap perdamaian dan keamanan kita.
Dengan koloni yang sudah ada atau ketergantungan terhadap kekuatan
Eropa mana pun, kami tidak pernah campur tangan dan takkan pernah campur
tangan. Tetapi dengan pemerintah yang telah menyatakan kemerdekaannya dan
mempertahankan kemerdekaan itu, juga kemerdekaan yang telah kita... akui,
kita tidak dapat membiarkan tindakan campur tangan apa pun yang
bertujuan menekan mereka, atau mengendalikan nasib mereka dengan cara apa pun,
oleh kekuatan Eropa mana pun dengan anggapan selain manifestasi
disposisi tidak ramah terhadap Amerika Serikat.”
Doktrin Monroe memperlihatkan semangat
solidaritas dengan negara-negara republik yang baru merdeka di Amerika Latin.
Sebagai balasannya, negara-negara tersebut mengakui kedekatan politiknya dengan Amerika Serikat dengan cara
mendasarkan konstitusi baru mereka, dalam banyak hal, sesuai model Amerika
Utara.
Penduduk
dan wilayah Amerika Serikat mengalami perkembang pesat, dan banyak penduduk
yang melakukan migrasi ke barat. Mereka berpindah ke sebelah barat Sungai
Mississippi dan Pegunungan Rocky pada masa ini. Orang-orang pertama yang pindah
ke Barat adalah orang yang menjual kulit binatang."Thesis Perbatasan"
yang amat berpengaruh menyatakan bahwa perbatasan barat membentuk karakter
Amerika Serikat. Pada tahun 1840-an, banyak orang pindah ke Oregon, dan semakin
banyak orang yang pindah ke Barat setelah Demam Emas California tahun 1849.
Sejak awal 1830-an hingga 1869, Jalur Oregon dan banyak cabangnya digunakan
oleh lebih dari 300.000 pemukim. Sementara Penduduk asli Amerika semakin
terdesak oleh peristiwa seperti pengusiran. Selain Jejak Air Mata, peristiwa penting
terkait pengusiran suku Indian adalah Perang Black Hawk.
Sejarah
diplomasi
Amerika
Serikat
sejak
berdiri sebagai sebuah negara
tahun 1776 ditandai dengan
upaya
pemeliharaan
hubungannya dengan
bangsa-bangsa lain di dunia dengan tujuan
untuk meningkatkan
kemakmuran
Amerika Serikat. Sejak
tahun 1776 sampai
sekarang bangsa Amerika
selalu berusaha untuk meningkatkan
kemakmuran bangsanya
melalui upaya-
upaya diplomatik untuk membentuk sebuah imperium
besar yang
berkuasa dan berpengaruh
atas bangsa-bangsa lain
di dunia. Pada awal abad
ke-19 mereka
telah mampu
membangun sebuah
imperium kontinental yang besar.
Pada waktu yang relatif
sama
mereka telah mengembangkan
imperium perdagangan di seluruh
dunia, menggantikan
posisi Portugal,
Spanyol, Belanda
dan Inggeris. Pada
akhir abad ke-20
ini bangsa Amerika
boleh bangga sebab mereka
telah menjadi bangsa yang telah berpengaruh
atas
bangsa-bangsa di
dunia, baik
secara
politik,
ekonomi, militer dan budaya.
Sejak berakhirnya perang
dingin (cold-war)
dan
tumbangnya Uni Soviet
pada
awal
tahun 1990-an, tidak diragukan
lagi bahwa Amerika Serikat merupakan sebuah
imperium yang
sangat besar yang
tidak memiliki tandingan di dunia.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar