Jumat, 19 Desember 2014

Perkembangan Kreativitas



PERKEMBANGAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

PAPER
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pembimbing Bapak Dr.Suranto., M.Pd



Oleh :
IFTITAH DIAN HUMAIROH         120210302015
KELAS B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


1.      Apa yang dimaksud dengan Kreativitas ?
Kreativitas menurut Drevdahl seperti yang dikutip oleh Hurlock (2000:5) mendifinisikan Kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktifitas imajinatif yang melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan keadaan yang sudah ada pada situasi sekarang, hal tersebut berguna, bertujuan, terarah, dan tidak hanya sekedar fantasi. Kreativitas terdiri dari 2 unsur, Pertama: Kefasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat. Kedua: Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.
Kata kreativitas berasal dari “create” yang berarti pandai mencipta. Dalam pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas berfikir. Menurut Hurlock (2005:4), “Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya”. Menurut Munandar yang diterjemahkan Sukmadinata (2003:104):
“Kreativitas adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepat gunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan”.
Menurut Komite Penasehat Nasional Bidang Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya yang diterjemahkan oleh Craft (2005:291), “Menggambarkan kreativitas sebagai bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat original, murni, asli, dan memiliki nilai”. Menurut Suharnan (2005:373), “Kreativitas dapat didefinisikan sebagai aktivitas kognitif atau proses berfikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna atau new ideas and useful”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar adalah suatu kondisi,sikap, kemampuan, dan proses perubahan tingkah laku seseorang untuk menghasilkan produk atau gagasan mencari pemecahan masalah yang lebih efisien dan unik dalam proses belajar.
1.      Ciri-ciri Kreativitas
Menurut Wycoff (2002:49) beberapa ciri orang kreatif yaitu:
a.       Keberanian. Berani menghadapi tantangan baru dan bersedia menghadap risiko kegagalan.
b.      Ekspresif. Tidak takut menyatakan pemikiran dan perasaannya.
c.       Humor. Humor berkaitan dengan kreativitas menggabungkan hal-hal sedemikian rupa sehingga menjadi berbeda, tidak terduga dan tidak lazim.
d.      Intuisi. Menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam kepribadiannya.
Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:
1.   Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
2.   Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam ide untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.
3.   Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
4.   Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan suatu situasi.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreativitas
Kreativitas tidak hanya tergantung pada potensi bawaan yang khusus, tetapi juga pada perbedaan mekanisme mental atau sikap mental yang menjadi sarana untuk mengungkapkan sifat bawaan tersebut. Menurut Hurlock (2005:11) beberapa kegiatan untuk meningkatkan kreativitas adalah:
a.       Waktu. Untuk menjadi kreatif kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga anak mempunyai sedikit waktu bebas untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep yang dipahaminya.
b.      Kesempatan. Apabila mendapat tekanan dari kelompok, kemudian anak menyendiri, maka ia menjadi lebih kreatif.
c.       Dorongan. Orang tua sangat berperan dalam hal ini, anak seharusnya dibebaskan dari ejekan dan kritik yang sering kali memojokkan anak.
d.      Sarana. Harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dari kreativitas.
e.       Lingkungan. Keadaan lingkungan yang merangsang kreativitas anak.
f.       Hubungan dengan orang tua. Orang tua yang terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak dapat menghambat proses kreativitas.
g.      Cara mendidik anak. Mendidik secara demokratis dan permisif di rumah dan di sekolah akan meningkatkan kreativitas, sedangkan mendidik dengan cara otoriter menghambat proses kreativitas.
h.      Pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka semakin banyak dasar untuk mencapai peningkatan kreativitas.
3.       Indikator Kreativitas Belajar
Indikator kreativitas belajar dapat dilihat dari:
a.       kemandirian belajar
1)      Cara berkreasi dalam belajar akuntansi
2)      Usaha siswa dalam mengerjakan soal akuntansi
b.      Keaktifan dalam belajar
1)      Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
2)      Kelancaran dalam memberikan gagasan atau pendapat
3)       Kelancaran dalam menemukan alternatif jawaban

Menurut  Wallas (1991), mengemukakan empat tahapan proses kreatif yaitu :
1.    Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. individu mencoba memikirkan berbagai alternative pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah. namun pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternative pemecahan masalah. pada tahap ini masih amat diperlukan perkembangan kemampuan divergen.
2.    Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam alam prasadar. individu seolah-olah melepaaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan mengendapannya dalam alam prasadar. proses inkubasi ini dapat berlangsung lama( berhari-hari atau bahkan bertahun) dan juga bisa sebentar (beberapa jam saja) kemudian timbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.
3.    Iluminasi (illumination)
Tahap ini sering disebut sebagai tahap timbulnya insight. pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru. ini timbul setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau bisa juga sebentar pada tahap inkubasi.
4.    Verifikasi (Verification)
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya kepada realitas. pada tahap ini pemikiran divergen harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas. jadi pada tahap preparation, incubation, dan illumination adalah proses berfikir divergen yang menonjol maka dalam tahap verification yang lebih menonjol adalah proses berpikir konvergen.

2.      Tipe atau Macam Kreativitas
Kreatifitas juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :
1.        Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam interaksi dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. kreativitas sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi.
a.    Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik.
b.    Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa atau menggunakan hal-hal atau situasi yang luar biasa. individu yang kreatif membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki oranglain.
c.    Elaborasi adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
2.        Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah, masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta sarana prasarana yang diperlukan.
3.        Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak untuk berkreasi.
4.        Kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang bermakna bagi  individu dan atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak, menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah.

3.      Upaya Yang dilakukan untuk mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pemeblajaran Sejarah
Mata Pelajaran IPS Sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronologis peristiwa yang terjadi di masyarakat. Dengan mempelajari sejarah diharapkan peserta didik mampu memahami fakta, peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu, mengembangkan cara berfikir kritis dan mengimplementasikan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik dalam materi sejarah masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan minat peserta didik belajar sejarah cenderung rendah dan akhirnya berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa.
Kurangnya minat dan rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran Sejarah kemungkinan juga disebabkan oleh faktor guru yang belum mampu mengembangkan kreativitas dan kurang optimal dalam melibatkan peserta didik pada kegiatan belajar mengajar serta belum melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran. 
Pada kegiatan pembelajaran peserta didik menyimak materi dan terlihat seakan-akan telah memahami materi, tetapi ketika diadakan evaluasi dengan memberikan soal ulangan harian, rata-rata ketuntasan siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, guru harus bisa meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelaran sejarah dengan mengembangkan kreativitas peslam peserta didik dalam pembelajaran sejarah.
            Untuk mengembangkan kreativitas peserta didik, guru bisa memilih model pembelajaran sesuai kondisi yang ada pada peserta didik tersebut. Dalam mengembangkan kreativitas peserta didik, guru setidaknya bisa berpacu pada prinsip pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yaitu :
1.      Berpusat pada peserta didik. Artinya, dalam proses pembelajaran semua itu harus diarahkan pada keperluan peserta didik denegan cara guru harus mengetahui karakteristik para peserta didik.
2.      Mengembangkan kreativitas peserta didik. Karena berpusat pada peserta didik, maka kreativitas peserta didik harus dikembangkan. Yaitu dalam pembelajaran sejarah guru harus mengenal keragaman, bukan keragaman dan guru harus bisa memberikan pertanyaan yang sifatnya divergen bukan konvergen, sehingga dengan cara itu peserta didik bisa mengembangkan kreativitas ataupun ide – idenya.
3.      Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang. Dalam pembelajaran sejarah, guru harus bisa membuat kondisi yang menyenangkan dan tidak membosankan peserta didik. Guru juga harus bisa mendorong peserta didik untuk bisa belajar mandiri dengan menggunakan pendekatan saintifik sesuai kurikulum 2013 yaitu langkah – langkah cara berpikir ilmiah dimana siswa aktif melakukan penelitian, dengan cara ini bisa membuat peserta didik tertantang.
4.      Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestetika. Disini guru dalam menyampaikan materi ataupun mendidik pastinya ada nilai yang bisa diambil untuk dijadikan panutan, selain itu juga pasti ada unsur seni dalam proses pembelajaran, dan masuk akal (logika) serta guru harus bisa mengembangkan ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik (kinestetika).
5.      Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui  penerapan beberapa strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Melalui proses pembelajaran, siswa mendapat pengalaman belajar yang beragam, oleh karena itu digunakan strategi dan metode yang beragam pula tidak monoton, sehingga membuat suasana belajar yang menyenangkan, kontekstual, efektif dan efisien sesuai dengan keadaan siswa.

     Selain berpacu pada prinsip pembelajaran kurikulum 2013, guru juga bisa mengembangkan kreativitas peserta didik dengan melihat tipe – tipe kreativitas. Yaitu dengan cara :
1.      Menugaskan pada peserta didik membentuk kelompok yang nantinya akan menampilkan drama tentang peristiwa – peristiwa sejarah. Misal kisah kerajaan Singasari, dengan cara tersebut peserta didik bisa mengembangkan kreativitas juga ide – idenya melalui drama tersebut
2.      Pendidik memberikan sebuah masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah, dimana peserta didik yang akan memecahkan masalah tersebut. Hal ini berpacu pada pendekatan saintific. Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik. Ini dilihat dari aspek kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang bermakna bagi  individu dan atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak, menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah.
3.      Peserta didik diajak berkunjung ke tempat – tempat peninggalan prasejarah maupun sejarah untuk mengamati secara langsung kemudian peserta didik disuruh untuk membuat laporan. Dengan cara ini juga bisa mengembangkan kreativitas dan ide – ide dari masing – masing peserta didik dalam menyusun atau membuat laporan.
4.      Peserta didik ditugaskan untuk meneliti peninggalan – sejarah yang ada di desanya. Cara ini bisa mengembangkan kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dan nantinya hasil kerjanya itu disajikan secara individual ataupun kelompok.
5.      Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.


















DAFTAR PUSTAKA











Tidak ada komentar:

Posting Komentar