PERKEMBANGAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH
PAPER
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar
Dosen Pembimbing Bapak Dr.Suranto., M.Pd
Oleh
:
IFTITAH
DIAN HUMAIROH 120210302015
KELAS
B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
1.
Apa yang dimaksud dengan Kreativitas ?
Kreativitas menurut Drevdahl seperti yang dikutip oleh Hurlock (2000:5)
mendifinisikan Kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk memproduksi
komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktifitas imajinatif
yang melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa
lalu yang dihubungkan dengan keadaan yang sudah ada pada situasi sekarang, hal
tersebut berguna, bertujuan, terarah, dan tidak hanya sekedar fantasi. Kreativitas terdiri dari 2 unsur, Pertama:
Kefasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan
pemecahan masalah secara lancar dan cepat. Kedua: Keluwesan yang pada
umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan
luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.
Kata
kreativitas berasal dari “create” yang berarti pandai mencipta. Dalam
pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin
dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas berfikir. Menurut
Hurlock (2005:4), “Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan komposisi,
produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak
dikenal pembuatannya”. Menurut Munandar yang diterjemahkan Sukmadinata
(2003:104):
“Kreativitas
adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi
atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia,
menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana
penekanannya adalah pada kualitas, ketepat gunaan dan keragaman jawaban, c)
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta
kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan”.
Menurut
Komite Penasehat Nasional Bidang Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya yang
diterjemahkan oleh Craft (2005:291), “Menggambarkan kreativitas sebagai bentuk
aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat original,
murni, asli, dan memiliki nilai”. Menurut Suharnan (2005:373), “Kreativitas
dapat didefinisikan sebagai aktivitas kognitif atau proses berfikir untuk menghasilkan
gagasan-gagasan yang baru dan berguna atau new ideas and useful”.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar adalah suatu
kondisi,sikap, kemampuan, dan proses perubahan tingkah laku seseorang untuk
menghasilkan produk atau gagasan mencari pemecahan masalah yang lebih efisien
dan unik dalam proses belajar.
1.
Ciri-ciri Kreativitas
Menurut
Wycoff (2002:49) beberapa ciri orang kreatif yaitu:
a. Keberanian. Berani menghadapi
tantangan baru dan bersedia menghadap risiko kegagalan.
b. Ekspresif. Tidak takut menyatakan
pemikiran dan perasaannya.
c. Humor. Humor berkaitan dengan
kreativitas menggabungkan hal-hal sedemikian rupa sehingga menjadi berbeda,
tidak terduga dan tidak lazim.
d.
Intuisi. Menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam kepribadiannya.
Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku
kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:
1. Fluency (kelancaran), yaitu
kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
2. Flexibility (keluwesan), yaitu
kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam ide untuk memecahkan suatu
masalah diluar kategori biasa.
3. Originality (keaslian), yaitu
kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara terperinci untuk
mewujudkan ide jadi kenyataan.
4. Sensitivity (kepekaan), yaitu
kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan suatu situasi.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreativitas
Kreativitas
tidak hanya tergantung pada potensi bawaan yang khusus, tetapi juga pada
perbedaan mekanisme mental atau sikap mental yang menjadi sarana untuk
mengungkapkan sifat bawaan tersebut. Menurut Hurlock (2005:11) beberapa
kegiatan untuk meningkatkan kreativitas adalah:
a. Waktu. Untuk menjadi kreatif
kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga anak mempunyai
sedikit waktu bebas untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep yang
dipahaminya.
b. Kesempatan. Apabila mendapat tekanan
dari kelompok, kemudian anak menyendiri, maka ia menjadi lebih kreatif.
c. Dorongan. Orang tua sangat berperan
dalam hal ini, anak seharusnya dibebaskan dari ejekan dan kritik yang sering
kali memojokkan anak.
d. Sarana. Harus disediakan untuk
merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dari
kreativitas.
e. Lingkungan. Keadaan lingkungan yang
merangsang kreativitas anak.
f. Hubungan dengan orang tua. Orang tua
yang terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak dapat menghambat
proses kreativitas.
g. Cara mendidik anak. Mendidik secara
demokratis dan permisif di rumah dan di sekolah akan meningkatkan kreativitas,
sedangkan mendidik dengan cara otoriter menghambat proses kreativitas.
h. Pengetahuan. Semakin banyak
pengetahuan yang diperoleh anak maka semakin banyak dasar untuk mencapai
peningkatan kreativitas.
3. Indikator Kreativitas Belajar
Indikator kreativitas belajar dapat
dilihat dari:
a.
kemandirian belajar
1) Cara berkreasi dalam belajar
akuntansi
2) Usaha siswa dalam mengerjakan soal
akuntansi
b.
Keaktifan dalam belajar
1) Kemampuan untuk memecahkan suatu
masalah
2) Kelancaran dalam memberikan gagasan
atau pendapat
3) Kelancaran dalam menemukan alternatif jawaban
Menurut Wallas
(1991), mengemukakan empat
tahapan proses kreatif yaitu :
1. Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau
data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. individu mencoba memikirkan
berbagai alternative pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi. Dengan
bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha
menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah.
namun pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu
mengeksplorasi berbagai alternative pemecahan masalah. pada tahap ini masih
amat diperlukan perkembangan kemampuan divergen.
2. Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam
alam prasadar. individu seolah-olah melepaaskan diri untuk sementara waktu dari
masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar
melainkan mengendapannya dalam alam prasadar. proses inkubasi ini dapat berlangsung
lama( berhari-hari atau bahkan bertahun) dan juga bisa sebentar (beberapa jam
saja) kemudian timbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.
3. Iluminasi (illumination)
Tahap ini sering disebut sebagai tahap timbulnya insight.
pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru. ini
timbul setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau bisa juga sebentar pada
tahap inkubasi.
4. Verifikasi (Verification)
Pada
tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta
menghadapkannya kepada realitas. pada tahap ini pemikiran divergen harus
diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. penerimaan secara total harus
diikuti oleh kritik. filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. keberanian
harus diikuti oleh sikap hati-hati. imajinasi harus diikuti oleh pengujian
terhadap realitas. jadi pada tahap preparation, incubation, dan illumination
adalah proses berfikir divergen yang menonjol maka dalam tahap verification
yang lebih menonjol adalah proses berpikir konvergen.
2.
Tipe atau Macam Kreativitas
Kreatifitas
juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :
1.
Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat
kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda.
kreativitas sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan,
orisinalitas, dan elaborasi.
a. Kelancaran disini berkaitan dengan
kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan
semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik.
b. Orisinalitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa
atau menggunakan hal-hal atau situasi yang luar biasa. individu yang kreatif
membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan
membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki
oranglain.
c. Elaborasi adalah kemampuan
menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
2.
Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam
individu (berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah,
masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini
pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta sarana prasarana
yang diperlukan.
3.
Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara
kreatif. Pada anak usia prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang
diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna
dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang
memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak
untuk berkreasi.
4.
Kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang
bermakna bagi individu dan atau bagi
lingkungannya. Pada seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif,
jika baginya hal itu baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak
meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas
anak perlu dihargai agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi.
Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak,
menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang
baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi
akibat-akibat dari hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam
memecahkan masalah.
3.
Upaya Yang dilakukan untuk mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam pemeblajaran Sejarah
Mata Pelajaran IPS
Sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan perubahan masyarakat masa
lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronologis peristiwa yang terjadi di
masyarakat. Dengan mempelajari sejarah diharapkan peserta didik mampu memahami
fakta, peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu, mengembangkan cara
berfikir kritis dan mengimplementasikan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Tingkat pengetahuan
dan pemahaman peserta didik dalam materi sejarah masih tergolong rendah. Hal
ini disebabkan minat peserta didik belajar sejarah cenderung rendah dan
akhirnya berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa.
Kurangnya
minat dan rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran Sejarah
kemungkinan juga disebabkan oleh faktor guru yang belum mampu mengembangkan
kreativitas dan kurang optimal dalam melibatkan peserta didik pada kegiatan
belajar mengajar serta belum melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran peserta didik menyimak materi dan terlihat seakan-akan telah memahami materi, tetapi ketika diadakan evaluasi dengan memberikan soal ulangan harian, rata-rata ketuntasan siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, guru harus bisa meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelaran sejarah dengan mengembangkan kreativitas peslam peserta didik dalam pembelajaran sejarah.
Pada kegiatan pembelajaran peserta didik menyimak materi dan terlihat seakan-akan telah memahami materi, tetapi ketika diadakan evaluasi dengan memberikan soal ulangan harian, rata-rata ketuntasan siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, guru harus bisa meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelaran sejarah dengan mengembangkan kreativitas peslam peserta didik dalam pembelajaran sejarah.
Untuk mengembangkan kreativitas
peserta didik, guru bisa memilih model pembelajaran sesuai kondisi yang ada
pada peserta didik tersebut. Dalam mengembangkan kreativitas peserta didik,
guru setidaknya bisa berpacu pada prinsip pembelajaran dalam Kurikulum 2013
yaitu :
1. Berpusat pada peserta didik.
Artinya, dalam proses pembelajaran semua itu harus diarahkan pada keperluan
peserta didik denegan cara guru harus mengetahui karakteristik para peserta
didik.
2.
Mengembangkan kreativitas peserta didik. Karena berpusat pada peserta
didik, maka kreativitas peserta didik harus dikembangkan. Yaitu dalam
pembelajaran sejarah guru harus mengenal keragaman, bukan keragaman dan guru
harus bisa memberikan pertanyaan yang sifatnya divergen bukan konvergen,
sehingga dengan cara itu peserta didik bisa mengembangkan kreativitas ataupun
ide – idenya.
3.
Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang. Dalam pembelajaran
sejarah, guru harus bisa membuat kondisi yang menyenangkan dan tidak
membosankan peserta didik. Guru juga harus bisa mendorong peserta didik untuk
bisa belajar mandiri dengan menggunakan pendekatan saintifik sesuai kurikulum
2013 yaitu langkah – langkah cara berpikir ilmiah dimana siswa aktif melakukan
penelitian, dengan cara ini bisa membuat peserta didik tertantang.
4.
Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestetika. Disini guru dalam
menyampaikan materi ataupun mendidik pastinya ada nilai yang bisa diambil untuk
dijadikan panutan, selain itu juga pasti ada unsur seni dalam proses
pembelajaran, dan masuk akal (logika) serta guru harus bisa mengembangkan
ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik (kinestetika).
5.
Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan beberapa strategi dan metode
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna.
Melalui proses pembelajaran, siswa mendapat pengalaman belajar yang beragam,
oleh karena itu digunakan strategi dan metode yang beragam pula tidak monoton,
sehingga membuat suasana belajar yang menyenangkan, kontekstual, efektif dan
efisien sesuai dengan keadaan siswa.
Selain berpacu pada prinsip pembelajaran kurikulum 2013, guru
juga bisa mengembangkan kreativitas peserta didik dengan melihat tipe – tipe
kreativitas. Yaitu dengan cara :
1.
Menugaskan pada peserta didik membentuk kelompok yang nantinya akan
menampilkan drama tentang peristiwa – peristiwa sejarah. Misal kisah kerajaan
Singasari, dengan cara tersebut peserta didik bisa mengembangkan kreativitas
juga ide – idenya melalui drama tersebut
2.
Pendidik memberikan sebuah masalah yang berkaitan dengan pembelajaran
sejarah, dimana peserta didik yang akan memecahkan masalah tersebut. Hal ini
berpacu pada pendekatan saintific. Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk
membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan semakin besar
kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik. Ini dilihat dari aspek kreatifitas sebagai produk merupakan
suatu ciptaan baru yang bermakna bagi
individu dan atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak, hasil karyanya
sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum pernah membuat
itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. dan
yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai agar ia merasa puas dan
tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan
alam pikiran dan perasaan anak, menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang
maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir
sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari hipotesis, menggunakan daya
imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah.
3.
Peserta didik diajak berkunjung ke tempat – tempat peninggalan prasejarah
maupun sejarah untuk mengamati secara langsung kemudian peserta didik disuruh
untuk membuat laporan. Dengan cara ini juga bisa mengembangkan kreativitas dan
ide – ide dari masing – masing peserta didik dalam menyusun atau membuat
laporan.
4.
Peserta didik ditugaskan untuk meneliti peninggalan – sejarah yang ada di
desanya. Cara ini bisa mengembangkan kreativitas dari aspek pribadi, muncul
dari keunikan pribadi individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dan
nantinya hasil kerjanya itu disajikan secara individual ataupun kelompok.
5.
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar