
SOSIALISME DAN KOMUNISME
PAPER
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pembimbing Bapak Dr.Suranto., M.Pd
Oleh
:
IFTITAH
DIAN HUMAIROH 120210302015
KELAS
B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
KONSEP DASAR SOSIALISME
Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari
bahasa Perancis sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama
kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran
yang masing-masing hendak mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik
bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi
diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya
memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam
arti tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme: (1) sosial
demokrat, (2) komunisme,(3) anarkhisme, dan (4) sinkalisme (Ali Mudhofir,
1988). Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini
belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu
sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan)
sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.
Bentuk lain adalah sosialisme Fabian yaitu suatu bentuk dari
teori sosialisme yang menghendaki suatu transisi konstitusional dan pengalihan
bertahap pemilikan dan sarana produksi kepada Negara. Tidak akan dilakukan
teknik-teknik revolusioner dan lebih ditekankan pada metode pendidikan. Aliran
ini mencoba cara yang praktis untuk memanfaatkan semua sarana legislatif untuk
pengaturan jam kerja, kesehatan, upah dan kondisi kerja yang lain. Bentuk
sosialisme ini didukung oleh Fabian society yang didirikan 1884. Tokoh gerakan
sosial di Inggris berasal dari kelompok intelektual di antaranya George Bernard
Shaw, Lord Passfield, Beatrice Webb, Graham Wallas dan GDH Cole (Ali Mudhofir,
1988:90).
Istilah “ sosialis” atau negara sosial demokrat digunakan
untuk menunjuk negara yang menganut paham sosialisme “ moderat” yang dilawankan
dengan sosialisme ”radikal” untuk sebutan lain bagi “komunisme”. Hal ini
ditegaskan mengingat dalam proses perkembangannya di Negara Barat yang pada
mulanya menganut paham liberal-kapitalis berkembang menjadi Negara sosialis
(sosialis demokrat) ( Frans Magnis Suseno,1975: 19-21). Perbedaan yang paling
menonjol antara sosialis-demokrat dan komunisme (Marxisme-Leninisme) adalah
sosial demokrat melaksanakan cita-citanya melalui jalan evolusi, persuasi,
konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan, sebaliknya Marxisme-Leninisme
melalui revolusi.
Sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup)
tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil
produksi secara merata (W.Surya Indra, 1979: 309). Dalam membahas sosialisme
tidak dapat terlepas dengan istilah Marxisme-Leninisme karena sebagai gerakan
yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah lahirnya karya Karl Marx,
Manifesto Politik Komunis (1848). Dalam edisi bahasa Inggris 1888 Marx memakai
istilah “sosialisme” dan ”komunisme” secara bergantian dalam pengertian yang
sama. Hal ini dilakuakn sebab Marx ingin membedakan teorinya yang disebut
“sosialisme ilmiah” dari “ sosialisme utopia” untuk menghindari kekaburan
istilah dua sosialisme dan juga karena latarbelakang sejarahnya. Marx memakai
istilah “komunisme” sebagai ganti “sosialisme” agar nampak lebih bersifat
revolusioner (Sutarjo Adisusilo, 1991: 127).
Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan
negara “komunis”. Istilah “sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena
dirasa lebih terhormat dan tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut masa
transisi dari Negara kapitalis ke arah Negara komunis atau “masyarakat tidak
berkelas” sebagai masyarakat sosialis dan masa transisi itu terjadi dengan
dibentuknya “ Negara sosialis”, kendati istilah resmi yang mereka pakai adalah
“negara demokrasi rakyat”. Di pihak lain Negara di luar “Negara sosialis”,
yaitu Negara yang diperintah oleh partai komunis, tetap memakai sebutan
komunisme untuk organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara Barat
memakai sebutan “sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5).
Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai
idiologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar
mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi,
konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.
UNSUR-UNSUR
PEMIKIRAN DAN POLITIK SOSIALISME
Sosialisme, seperti gerakan-gerakan dan gagasan liberal
lainnya, hal ini mungkin karena kaum liberal tidak dapat menyepakati
seperangkat keyakinan dan doktrin tertentu. Apalagi sosialisme telah berkembang
di berbagai Negara dengan tradisi nasionalnya sendiri dan tidak pernah ada
otoritas pusat yang menentukan garis kebijakan partai sosialis yang bersifat
mengikat, namun garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis dapat
disimak dari tulisan-tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai sosialis. Apa
yang muncul dari pemikiran dan kebijakan itu bukanlah merupakan sesuatu
konsisten. Kekuatan dan kelemahan utama sosialisme terletak dalam kenyataan
bahwa system itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena
sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah
perkembangan sosialisme.
Unsur-unsur pemikiran dan politik sosialis yang rumit dan
saling bertentangan dengan jelas tergambar dalam gerakan sosialis Inggris. Unsur-unsur
yang ada dalam gerakan sosialis Inggris adalah: (1). Agama, (2) Idealisme Etis
dan Estetis, (3) Empirisme Fabian, (4) Liberalisme (Willian
Ebenstein,1985:188).
1. Agama
Dalam buku The Labour Party in Perspective Attles dikemukakan bahwa… dalam pembentukan gerakan sosialis pengaruh agama merupakan yang paling kuat. Inggris pada abad 19 masih merupakan bangsa yang terdiri para pembaca kitab suci. Didalamnya ia akan menemukan bacaan yang mendorongnya untuk tampil sebagai pengkotbah doktrin keagamaan di negera ini dan adanya berbagai ajaran yang dianutnya membuktikan hal ini.Gerakan sosialis Kristen yang dipimpin oleh dua orang biarawan yaitu frederich Maurice dan Charles Kingsley mencapai puncak kejayaannya pada pertengahan abad 19 dan menjadi sumber penting untuk perkembangan organisasi kelas buruh dan sosialis kemudian. Prinsip yang menjadi pedoman bagi kaum sosialis Kristen adalah konsep yang mendasarkan bahwa sosialisme harus dikrestenkan dan kristianitas harus disosialisasikan.
Dalam buku The Labour Party in Perspective Attles dikemukakan bahwa… dalam pembentukan gerakan sosialis pengaruh agama merupakan yang paling kuat. Inggris pada abad 19 masih merupakan bangsa yang terdiri para pembaca kitab suci. Didalamnya ia akan menemukan bacaan yang mendorongnya untuk tampil sebagai pengkotbah doktrin keagamaan di negera ini dan adanya berbagai ajaran yang dianutnya membuktikan hal ini.Gerakan sosialis Kristen yang dipimpin oleh dua orang biarawan yaitu frederich Maurice dan Charles Kingsley mencapai puncak kejayaannya pada pertengahan abad 19 dan menjadi sumber penting untuk perkembangan organisasi kelas buruh dan sosialis kemudian. Prinsip yang menjadi pedoman bagi kaum sosialis Kristen adalah konsep yang mendasarkan bahwa sosialisme harus dikrestenkan dan kristianitas harus disosialisasikan.
Pada tahun 1942, Uskup Agung Centerbury,
William Temple dalam bukunya Christianity and Sosial Order mengemukakan
pemikiran yang sangat dekat dengan sosialisme. Temple beranggapan bahwa setiap
setiap system ekonomi untuk sementara atau selamanya memerlukan memberikan
pengaruh edukatif yang sangat besar dan karena itu gereja ikut
mempersoalkannya. Apakah pengaruh itu mengarah pada perkembangan sifat
kekristenan dan jika jawabannya sebagian atau seluruhnya negatif, gereja harus
berusaha sedapat mungkin menjamin perubahan dalam system ekonomi tersebut
sehingga gereja tidak menemukan musuh akan tetapi sekutu dalam Kristen itu.
Adanya perhatian agama Kristen yang
bersifat praktis ini sangat kuat terasa selama pengaruh terakhir abad 19.
Kesungguhan moral dan kejujuran merupakan ciri masa ini. Agama mengakui
kesopanan dan kepercayaan merupakan syarat penting untuk memperoleh
keselamatan. Akan tetapi tetap menekankan pentingnya perbuatan dan penyelamatan
dengan kerja. Banyak pemimpin sosialis dari generasi yang lebih tua seperti
Attlee dan Sir Staffors Cripps dididik dalam suasana dimana agama mempunyai
pengaruh yang kuat.
2.IdealismeEtisdanEstetis
Idealisme etis dan estetis juga menjadi sumber bagi sosialisme Inggris, meskipun pengaruhnya tidak dapat diukur dalam wujud jumlah suara dan kartu keanggotaan. Idialisme yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti John Ruskin dan William Morris bukanlah suatu program politik atau ekonomi, tetapi merupakan pemberontakan kehidupan yang kotor, membosankan dan miskin di bawah kapitalisme industri. Berkembangnya kapitalisme di Inggris mungkin menciptakan lebih banyak keburukan disbanding dengan tempat lain, karena para industriawan Inggris tidak dapat membayangkan nantinya kapitalisme akan merubah udara dan air yang jernih dan keindahan wilayah pedalaman Inggris. Mereka juga tidak memperhitungkan sebelumnya pengrusakan pemandangan kota dan desa tua oleh adanya pemukiman dan pusat pabrik.
Idealisme etis dan estetis juga menjadi sumber bagi sosialisme Inggris, meskipun pengaruhnya tidak dapat diukur dalam wujud jumlah suara dan kartu keanggotaan. Idialisme yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti John Ruskin dan William Morris bukanlah suatu program politik atau ekonomi, tetapi merupakan pemberontakan kehidupan yang kotor, membosankan dan miskin di bawah kapitalisme industri. Berkembangnya kapitalisme di Inggris mungkin menciptakan lebih banyak keburukan disbanding dengan tempat lain, karena para industriawan Inggris tidak dapat membayangkan nantinya kapitalisme akan merubah udara dan air yang jernih dan keindahan wilayah pedalaman Inggris. Mereka juga tidak memperhitungkan sebelumnya pengrusakan pemandangan kota dan desa tua oleh adanya pemukiman dan pusat pabrik.
Marx melakukan pendekatan terhadap
kapitalisme industri dalam kerangka hukum kosmis seperti perkembangan sejarah
dunia menurut hukum-hukum sosial yang tidak dapat dielakkan, filsafat
materialisme, maka Morris lebih bertumpu pada kenyataan. Di sekitarnya ia
melihat barang dan perlengkapan rumah tangga yang jelek serta kehidupan manusia
yang menampakkan keceriaan dan keindahan dalam kehidupannya. Pusat perhatian
Morris adalah manusia bukan system. Ia merasakan bahwa seni harus dikembalikan
dalam kehidupan sehari-hari dan dorongan yang kreatif pada setiap orang harus
diberi jalan penyalurannya dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
Pengaruh Ruskin dan Morris lebih banyak
mengandung segi negatif dibanding positifnya. Mereka menunjukkan apa yang
secara fisik dan moral salah menyangkut peradaban yang dibangun di atas
perselisihan dan kemelaratan, tetapi tidak merumuskan program tertentu untuk
memperbaiki kondisi yang dikritiknya. Meskipun demikian pemberontakan estetika
dan etika ini membawa pengaruh yang penting dalam mempersiapkan suatu
lingkungan intelektual dimana nantinya sosialisme mendapatkan tanggapan yang
simpatik.
3.EmpirismeFebian.
Empirisme Febian mungkin merupakan ciri khas gerakan Inggris. Masyarakat Febian didirikan pada tahun 1884, mengambil nama seorang jenderal Romawi yaitu Quintus Febians Maximus Constator, Si “pengulur waktu”atau “Penunda”. Motto awal dari masyarakat tersebut ialah “engkau harus menunggu saat yang tepat, kalau saat yang tepat itu tiba engkau harus melakukan serangan yang dasyat, sebab jika tidak, penundaan yang engkau lakukan itu sia-sia dan tidak akan membawa hasil“.
Empirisme Febian mungkin merupakan ciri khas gerakan Inggris. Masyarakat Febian didirikan pada tahun 1884, mengambil nama seorang jenderal Romawi yaitu Quintus Febians Maximus Constator, Si “pengulur waktu”atau “Penunda”. Motto awal dari masyarakat tersebut ialah “engkau harus menunggu saat yang tepat, kalau saat yang tepat itu tiba engkau harus melakukan serangan yang dasyat, sebab jika tidak, penundaan yang engkau lakukan itu sia-sia dan tidak akan membawa hasil“.
Para pendiri dan anggota pertama
masyarakat Febian adalah George Bernard Shaw, Sidney dan Beatrice
Webb,H.G.Wells dan Grahan Wallas. Dalam penelitian sejarah tentang landasan
yang dilakukan oleh Sidney Webb, seperti dalam buku Febian Esseye (1889), dapat
ditemukan apa yang menjadi filsafat dasar sosialisme. Webb menganggap
sosialisme sebagai hasil yang tidak dapat dielakkan dari terlaksananya
demokrasi secara penuh, tetapi ia menandaskan “ kepastian yang datang secara
bertahap” sangat berbeda dengan kepastian revolusi seperti yang dicanangkan
oleh Marx.
Webb menekankan bahwa organisasi sosial
hanya dapat terbentuk secara perlahan dan perubahan-perubahan organisasi .
Perubahan tersebut akan terjadi dengan adanya empat kondisi: pertama perubahan
itu harus bersifat demokratis , kedua perubahan itu harus secara bertahap,
ketiga perubahan itu harus sesuai dengan moral masyarakat, keempat perubahan
tersebut harus melalui prosedur dan menggunakan cara damai.
Kelompok Fabian memusatkan perhatiannya
untuk meyakinkan sekelompok kecil orang yang memenuhi dua kualifikasi : pertama
orang-orang tersebut secara permanent mempunyai pengaruh dalam kehidupan
masyarakat, sehingga kalau proses perembesan yang dibutuhkan waktu lama itu
berhasil, maka dapat dipetik manfaatnya, kedua mereka harus bersikap dan
bertindak wajar sehinga kelompok Fabian tidak dianggap sebagai kaum ekstrimis.
Orang-orang dengan kualifikasi seperti itu dapat dijumpai dalam semua partai
politik. Untuk itu kelompok Fabian tidak hanya menggarap kaum konservatif saja,
tetapi juga kaum liberal.
Fabianisme sering digambarkan sebagai
pembaharuan tanpa kebencian, pembangunan kembali masyarakat perang kelas,
emperialisme politik tanpa dogma atau fanatisme. Meskipun organisasinya kecil,
namun masyarakat Febian membawa pengaruh yang besar. Dalam pemilihan tahun 1945
menampilkan untuk pertama kalinya pemerintahan Partai Buruh didasarkan pada
mayoritas dalam parlemen 229 dari 394 anggota parlemen dari Partai Buruh
berasal dari kelompok Febian dan lebih dari separuh pejabat pemerintah, termasuk
Attlee (Perdana Menteri 1945-1951) juga orang-orang Febian.
4.Liberalisme
liberalisme telah menjadi sumber yang semakin penting bagi sosialisme, terutama sejak Partai Liberal merosot peranannya di banyak Negara. Di Inggris sebenarnya Partai Liberal sudah lenyap dan Partai Buruh yang menjadi pewarisnya. Dalam 40 tahun terakhir semakin banyak orang liberal yang menggabungkan diri dengan Partai Buruh. Apa alasannya ?. Pertama, lenyapnya Partai Liberal Inggris bukanlah disebabkan kegagalannya ,tetapi hasil yang telah dicapai membuat kehadiran partai ini tidak diperlukan lagi. Saat ini baik Partai Konservatif maupun Partai Buruh mempunyai komitmen yang kuat terhadap prinsip liberal yang menghormati kebebasan individu untuk beribadah, berpikir, berbicara dan berkumpul. Kedua perdagangan bebas yang merupakan cita-cita yang penting dari liberalisme Inggris abad 19 tidak muncul lagi sebagai kepentingan politik yang menggebu-gebu. Baik golongan konservatif maupun golongan Buruh mempunyai komitmen pada bentuk proteksi tarif tertentu. Orang-orang liberal sendiri juga sudah menyadari perdagangan bebas tidak penting lagi seperti dulu.
liberalisme telah menjadi sumber yang semakin penting bagi sosialisme, terutama sejak Partai Liberal merosot peranannya di banyak Negara. Di Inggris sebenarnya Partai Liberal sudah lenyap dan Partai Buruh yang menjadi pewarisnya. Dalam 40 tahun terakhir semakin banyak orang liberal yang menggabungkan diri dengan Partai Buruh. Apa alasannya ?. Pertama, lenyapnya Partai Liberal Inggris bukanlah disebabkan kegagalannya ,tetapi hasil yang telah dicapai membuat kehadiran partai ini tidak diperlukan lagi. Saat ini baik Partai Konservatif maupun Partai Buruh mempunyai komitmen yang kuat terhadap prinsip liberal yang menghormati kebebasan individu untuk beribadah, berpikir, berbicara dan berkumpul. Kedua perdagangan bebas yang merupakan cita-cita yang penting dari liberalisme Inggris abad 19 tidak muncul lagi sebagai kepentingan politik yang menggebu-gebu. Baik golongan konservatif maupun golongan Buruh mempunyai komitmen pada bentuk proteksi tarif tertentu. Orang-orang liberal sendiri juga sudah menyadari perdagangan bebas tidak penting lagi seperti dulu.
Karena masalah-masalah yang khusus sudah
tidak ada lagi, banyak orang liberal yang bergabung dengan Partai Buruh atau
memberikan suaranya untuk Partai Buruh atau menganggap dirinya sebagai orang
sosialis murni.Liberalisme biasanya menjadi aliran kiri kaum konservatif. Di
Negara yang mempunyai system dua partai seperti Inggris, kalau orang akan
bergeser dari konservatif. Maka Partai Buruh merupakan tumpuan untuk
memperjuangkan kepentingan politiknya.
Liberalisme telah memberikan sumbangan
yang cukup besar hal-hal yang berguna bagi sosialisme Inggris. Karena pengaruh
Liberalisme para pemimpin sosialis lebih moderat dan kurang terpaku pada doktrin
serta lebih menghargai kebebasan individu. Liberalisme telah merubah Partai
Buruh menjadi sebuah partai nasional, bukan lagi partai yang didasarkan pada
kelas. Liberalisme juga telah mewariskan kepada Partai Buruh peran kaum liberal
bahwa pembaharuan dapat dilakukan dengan tidak usah menimbulkan kepahitan dan
kebencian.
SOSIALISME DI BERBAGAI NEGARA
Kemenangan bangsa-bangsa demokrasi dalam perang dunia I
memberikan dorongan yang kuat bagi partumbuhan partai sosialis di seluruh
dunia. Perang telah dilancarkan untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan
keadaan sosial terhadap imperialisme totaliter Jerman dan Sekutu-sekutunya.
Selama peperangan telah dijanjikan kepada rakyat-rakyat negara demokratis yang
ikut berperang, bahwa kemenangan militer akan disusul dengan suatu penyusunan
kehidupan sosial baru berdasarkan kesempatan dan persamaan yang lebih banyak.
Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme
muncul dari Partai Buruh mencerminkan pertumbuhanuruh dan perkembangannya suatu
proses terhadap susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya
memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di parlemen.
Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah masuknya bekas
anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal dari kaum
sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat posisi partai
karena dapat memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya
dalam bidang (1) pemerataan pendapatan (2)distribusi pendapatan (3) pendidikan
(4) perumahan (Anthony Crosland, 1976: 265-268).
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia,
Norwegia, Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial
berhasil memegang kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut
berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan dengan
sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan
sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet dan RRC.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan
Amerika melakukan serangan baru terhadap kelemahan kapitalisme,
ungkapan-ungkapan misalnya : ketimpangan ekonomi, pengangguran kronis, kekayaan
privat dan kemiskinan umum, menjadi slogan-slogan umum. Di Eropa partai sosialis
demokratis dipengaruhi Marxisme revisionis,solidaritas kelas pekerja, dan
pembentukan sosialis yang papa akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat
untuk memperbaiki kekurangan system kapitalis. Periode tersebut merupakan era
menggejolaknya aktivitas sosialis.
Setelah PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum
sosialis. Pada permulaan tahun 1960 banyak diantara partai sosialis demokrat
Eropa yang melepaskan dengan hubungan ikatan-ikatan idiology Marx. Mereka
mengubah sikapnya terhadap hak milik privat dan tujuan mereka yang semula
tentang hak milik kolektif secara total. Perhatian mereka curahkan terhadap
upaya “ menyempurnakan ramuan”pada perekonomian yang sudah menjadi ekonomi
campuran. Akibatnya disfungsi antara sosialis dan negara kesejahteraan modern
(The modern welfare state) kini dianggap orang sebagai perbedaan yang bersifat
gradual.
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern
merupakan suatu gerakan yang berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan
masyarakat melalui tindakan (1) memperkenalkan adanya hak milik privat atas
alat-alat produksi (2) melaksanakan pemilikan oleh Negara (public ounership)
hanya apabila hal tersebut diperlukan demi kepentingan masyarakat (3)
mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian pasar dan membantunya
dengan perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan ekonomis yang diinginkan (
Winardi, 1986: 204).
Bagaimanakah sosialisme di Negara-negara berkembang ?.
Negara-negara miskin berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Dari segi kepentingan dalam negeri pertumbuhan ekonoimi yang tinggi merupakan
satu-satunya cara untuk mencapai srtandart hidup, kesehatan dan pendidikan yang
lebih baik. Ada dua cara untuk mencapai pembangunan ekonomi yang pesat: Pertama
cara yang telah digunakan oleh Negara Barat (maju), pasar bebas merupakan alat
utama untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Kedua
komunisme, dalam metode ini Negara memiliki alat-alat produksi dan menetapkan
tujuan yang menyeluruh.
Dalam menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara
berkembang pada umumnya tidak mau meniru proses pembangunan kapitalis Barat
atau jalur pembangunan komunisme. Mereka menetapkan sendiri cara-cara yang
sesuai dengan kondisi masing-masing Negara. Ketiga jalan ketiga disebut
Sosialisme. Dalam konteks negara terbelakang/berkembang sosialisme mengandung
banyak arti pertama di dunia yang sedang berkembang sosialisme berarti
cita-cita keadilan sosial . Kedua istilah sosialisme di Negara-negara
berkembang sering berarti persaudaraan, kemanusiaan dan perdamaian dunia yang
berlandaskan hukum. Arti Ketiga sosialisme di Negara berkembang ialah komitmen
pada perancangan ( Willan Ebenstein,1994: 248-249).
Melihat tersebut di atas arti sosialisme pada negara
berkembang dengan Negara yang lebih makmur karena perbedaan situasi histories.
Di dunia Barat sosialisme tidak diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan
Negara yang belum maju, tetapi cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara
lebih merata. Sebaliknya, sosialisme di Negara berkembang dimaksudkan untuk
membangun suatu perekonomian industri dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi
dan pendidikan masa rakyat , maka sosialisme di negara Barat pada umumnya
berkembang dengan sangat baik dalam kerangka pemerintahan yang mantap (seperti
di Inggris dan Skandinavia) , sedangkan di Negara berkembang sosialisme sering
berjalan dengan beban tardisi pemerintahan yang otoriter oleh kekuatan
imperialism easing atau oleh penguasa setempat.Karena itu ada dugaan sosialisme
di Negara berkembang menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap praktek
otoriter dibandingkan dengan dengan yang terjadi sosialisme di Negara Barat.
Kalau Negara-negara berkembang gagal dalam usahanya mensintesakan pemerintahan
yang konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka mereka menganggap bahwa
pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi memperjuangkan pembangunan
ekonomi yang pesat melalui perencanaan dan pemilikan industri oleh Negara.
Jika kita perhatikan dalam sejarah bangsa Indonesia , pada
awal kemerdekaan sampai tahun 1965 pernah pula diintrodusir konsep sosialisme
ala Indonesia .Apakah itu sebagai akibat pengaruh PKI atau ada aspek-aspek
tertentu yang memang sesuai dengan kondisi di negara kita. Yang jelas sejak
memasuki Orde BAru “sosialisme” itu tidak terdengar lagi .
Adanya perbedaan pengertian mengenai konsep sosialisme ,
memberikan wawasan kepada kita bahwa suatu ideology politik yang dianut oleh
suatu Negara belum tentu cocok untuk negar lain . Melalui pemahaman ini dapat
dipetik manfaatnya untuk pengembangan pembangunan nasional demi tercapainya
tujuan nasional seperti yang terumuskan dalam UUD1945.
KELEMAHAN SISTEM SOSIALISME
Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai
berikut :
1)
Sulit melakukan transaksi Tawar-menawar sangat sukar
dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak
terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali.
Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oleh
pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih
disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oleh
mekanisme pasar.
2)
Membatasi kebebasan System tersebut menolak sepenuhnya
sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam
memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak
langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan
budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
3)
Mengabaikan pendidikan moral. Dalam system ini semua
kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral
individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan
menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi.
KONSEP DASAR KOMUNISME
Komunisme adalah sebuah ideologi.
Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang
ditulis oleh Karl
Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto
politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari
1848 teori mengenai
komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan
kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan
yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam
dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap
paham kapitalisme
di awal abad
ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian
dari produksi
dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi.
Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara
penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai
teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis
untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional.
Komunisme atau Marxisme
adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai
komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan
ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut
"Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil
alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara
ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar
(lihat: The Holy Family [1]),
namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan
partai. Partai membutuhkan peran Politbiro
sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil
jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai
alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi
modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai
milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai
oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan
penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai
komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi
pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham
komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis
oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama
dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip
bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta
keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi
Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan
sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005
negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara,
Kuba dan Laos.
Ciri-ciri Ideologi Komunisme
Adapun ciri
pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani
Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak
ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka,
keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya
yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin.
Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan
mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang
tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya
proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunis di Rusia pada
zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921). Stalin
pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan tanah.
Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution
(revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka,
komunisme sering disebut go international.. Komunisme memang memprogramkan
tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang
sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang
bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah
membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan
kapitalis.
Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu
partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI,
dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara
bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme
itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
PERKEMBANGAN KOMUNIS
DI INDONESIA
Berdirinya ISDV (Indische Sociaal Democratische
Vereeniging)
Faham komunis
masuk ke Indonesia oleh HFJ Sneevliet (1883-1942) tahun 1913. Sebagaimana di negeri-negeri lain, yang tertarik pada faham komunis umumnya
adalah kaum jelata karena memang faham ini konon untuk membela kaum jelata dan
menjadikan kaum elit sebagai musuh. Adapun basis pendukungnya adalah buruh dan
tani. Di Indonesia, jelas faham komunis mendapat lahan yang subur. Tatanan
kolonial menjadikan bangsa Indonesia sengsara di negeri sendiri, selain miskin
juga tertindas. Sneevliet membentuk organisasi bernama ISDV (Indische Sociaal
Democratische Vereeniging) tahun 1914.
Atas prakarsa Sneevliet pada
tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial Demokrat Indonesia (ISDV), yang pada
awalnya terdiri dari 85 anggota dua partai sosialis Belanda (Partai Buruh
Sosial Demokrat yang berbasis massa di bawah kepemimpinan reformis, dan Partai
Sosial Demokrat yang merupakan cikal bakal Partai Komunis, terbentuk setelah
perpecahan politik dengan SDAP di tahun 1909)
Sejak mulanya tendensi
revolusioner mengendalikan ISDV, sikapnya militan terhadap isu-isu lokal
(misalnya, kampanye mendukung seorang jurnalis Indonesia yang diadili karena
melanggar hukum pengendalian pers, dan juga mengadakan rapat umum menentang
persiapan perang yang dilakukan oleh pemerintah Belanda) dan selain itu ISDV
juga melibatkan diri dalam pergerakan nasional. Pada tahap itu orang Eropa
anggota ISDV Belanda boleh masuk Insulinde sebagai anggota individual. Pimpinan
Insulinde dan Sarekat Islam bersifat kelas menengah, tetapi senang dan
bersyukur menerima bantuan dari ISDV, dan hanya kaum sosialis siap membantu
pada saat itu.
Namun demikian, tak terelakkan
konflik mulai timbul antara kepemimpinan ISDV dan Insulinde, dan juga di dalam
ISDV sendiri. ISDV menegaskan bahwa pejuangan melawan penjajahan Belanda harus
didukung kaum sosialis, dan menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan
melawan sistem kaptialis. Pimpinan kelas menegah Insulinde (seperti para
pemimpin SI kemudian) secara naluriah menolak dengan keras pikiran itu, dan
mengedepankan “teori dua tahapan”. Dalam ISDV sendiri aliran refomis
meninggalkan partai itu di tahun 1916 dan mendirikan Partai Sosial Demokrat
Indonesia (ISDP), yang dalam waktu singkat langsung dekat dengan pemimpin kelas
menengah nasionalis. Di sisi lain, ISDV makin digemari dan dihormati kaum
militan Indonesia karena berani dan berprinsip dalam hal politik lokal.
Walaupun diserang para pemimpin nasionalis karena banyak yang berketurunan
Belanda, hal ini tidak merupakan rintangan dalam perjuangan membangun
organisasi revolusioner, dan merebut dukungan massal.
Banyak masalah sulit yang
dihadapi oleh ISDV di periode awal bangkitnya gerakan politik massa ini. Pada
1915-18 penguasa Belanda menanggapi gerakan massa yang tumbuh dengan mendirikan
semacam “Volksraad” yang bertujuan membendung militansi massa. ISDV –
berlawanan dengan pimpinan nasionalis dan ISDP – pada mulanya memboikot badan
ini, tetapi kemudian membatalkan keputusan itu ketika mulai jelas bahwa
Volksraad itu dapat dimanfaatkan sebagai medan propaganda revolusioner.
Sneevliet juga memegang peran
penting dalam Serikat Staf Kereta Api dan Trem (VSTP), pada saat itu kecil
saja, dan sebagian besar anggotanya berkulit putih. Sneevliet mengarahkan VSTP
kepada bagian besar buruh yang pribumi, dan pada saat bersamaan berusaha
menguatkan struktur organisasinya dengan menegaskan pentingnya pengurusan
cabang cabang yang baik, juga konperensi tahunan, penarikan sumbangan anggota,
dsb. Dalam jangka waktu singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan
sebagian besar pribumi. Kesuksesan VSTP meraih hormat bagi gerakan sosialis,
dan memungkinkan Sneevliet merekrut para aktivis buruh ke dalam ISDV. Yang
terpenting di antaranya adalah Semaun, seorang pemuda buruh perusahaan kereta
api yang pada tahun 1916 (saat berusia 17 tahun), menjadi kepala Serikat Islam
di Semarang, dan di kemudian hari menjadi tokoh penting dalam PKI.
Liberalisme Belanda tidak
mendorong perjuangan buruh. Pemogokan dibalas dengan PHK massal, pembuangan
para aktivis ke pulau-pulau terpencil, dan tindakan apa saja yang perlu untuk
menghancurkan gerakan buruh. Dalam periode itu jarang sekali pemogokan buruh
menemui kesuksesan, dan tidak mungkin berhasil memengaruhi perjuangan luas.
Dilawan oleh majikan yang kuat, terbatas kemungkinan memajukan kondisi kaum
buruh lewat perundingan.
Meskipun demikian gerakan serikat
buruh bertahan dan berkembang. Kenyataan ini hanya bisa diterangkan dengan
kekuatan dan daya tahan kaum buruh, dengan tumbuhnya jumlah dan pengalaman kaum
buruh, dan di pihak lain, diterangkan oleh kenyataan bahwa perjuangan serikat
buruh] tidak dapat dipisahkan dari perjuangan yang lebih luas yang dilakukan
oleh rakyat Indonesia dalam melawan penindasan dan penghisapan pemerintah
Belanda.
Sebagian besar kaum petani tetap
mengikuti adat dan agama, kelihatannya pasif kalau ditindas, petani pada waktu
itu pandangannya terbatas oleh kepentingan dan masalah kehidupan desa, tidak
dapat diharapkan menunjang program sosialis dengan pemikiran yang termaju. Kaum
petani hanya bisa memihak segi program sosialis yang merefleksikan kepentingan
kaum tani sendiri, dan memihak perjuangan militan yang membantu tuntutan itu.
Namun dukungan seperti itu juga biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak
lengkap, selaras dengan karakter kaum tani sendiri – yaitu suatu kelas yang
heterogen, produsen kecil yang terisolir, dan yang menurut kepentingan sendiri.
Oleh karena itu kaum petani mungkin memihak kaum buruh, tetapi juga mungkin
memihak demagogi kaum nasionalis, mistik agama atau aliran lain yang menawarkan
pemecahan segera bagi persoalan kongkrit yang mereka hadapi.
Dalam pengertian perspektif dan
teoris, di satu sisi, sebagai organisasi kader ISDV amat lemah. Pengusiran
Sneevliet dari Indonesia pada tahun 1918 meninggalkan jurang tak terjembatani
di pucuk pimpinan organisasi itu. Tidak ada pemimpin, baik keturunan Belanda
maupun pribumi, walaupun trampil sebagai pejuang revolusioner, memiliki
pengalaman dan pemandangan marxis yang cukup luas untuk mengemudikan partai
secara tepat saat menghadapi tikungan yang tajam dan mendadak.
Potensi revolusioner ISDV yang
gemilang pada era itu ditunjukkan tahun 1917-1918, saat partai itu segera
mendukung Revolusi Rusia dan dengan cepat menarik implikasi revolusi itu bagi
revolusi di negara Eropa dan Indonesia sendiri. Belajar dari pengalaman Rusia,
ISDV mulai mengorganisir serdadu dan pelaut di Indonesia, dan dengan usaha itu
berhasil menarik pengikut sekitar 3,000 orang di angkatan bersenjata Belanda.
Pada akhir tahun 1918, saat
Belanda di ambang revolusi, pemerintah kolonial bingung karena kelihatannya
mungkin ada perebutan kekuasaan revolusioner di Belanda, dan mungkin sesudahnya
di Indonesia juga. Pada saat itu sosial demokrat Belanda kehilangan
keberaniannya. Pemerintah kolonial menjanjikan berberapa perbaikan situasi, dan
situasi revolusioner reda.
Situasi di Indonesia pada tahun
1918-1919 penuh gejolak, karena kisis ekonomi menghantam para pekerja dan
timbulkan perlawanan dengan kekerasan di kalangan kaum tani. Kejadian ini
melatarbelakangi pertumbuhan ISDV/PKI secara massal, dan juga menyebabkan
reaksi dari segi pemerintah.
PERKEMBANGAN
PKI DI SUMTERA
Masuknya Komunisme Di Sumatera Barat
Dalam situasi Sumatera Barat yang
pehuh pertentangan, Haji Datuk Batuah membawa dan, menyebarkan paham
komunis diaerah tersebut. Pada tahun 1923 ia menanamkan ajaran komunis di
kalangan pelajar-pelajar dan guru-guru muda Sumatera Thawalib Padang Panjang.
Sumatera Thawalib adalah suatu lembaga pendidikan yang dimiliki oleh
kalangan pembaharu Islam di Sumatera Barat, dimana haji Batuah merupakan
salah seorang pengajarnya.
Berawal dari Sumatera Thawalib
Padang Panjang, paham komunis akhirnya menyebar ke berbagai daerah
Sumatera Barat dibawa oleh para lulusan sekolah tersebut ke daerah
asalnya. Penyebaran ini terutama dilakukan di kalangan petani. Oleh masyarakat
setempat ajaran komunis ini disebut “ilmu kominih” (Schrieke, 1960: 155).
Ilmu ini menggabungkan ajaran Islam dengan ide anti penjajahan Belanda,
anti imperialisme-anti kapitalisme dan ajaran Marxis.
Pada akhir tahun 1923 Datuk
Batuah, bersama-sama dengan Nazar Zaenuddin mendirikan pusat Komunikasi
Islam di Padang panjang. Dalam waktu yang hampir bersamaan Datuk Batuah
menerbitkan harian “Pemandangan Islam” dan dan Nazar Zaenuddin menerbitkan
“Djago-Djago”. Lembaga Pusat Komunikasi Islam dan kedua harian tersebut
digunakan sebagai media penyiaran paham komunis.
Usaha-usaha Perluasan
Pada pagi 11 Nopember 1923 Datuk
Batuah dan Nazar Zaenuddin ditangkap pemerintah kolonial Belanda. Segera setelah
itu pusat propaganda komunis berpindah ke Padang ( Schreike, 1960: 60).
Pucuk kepemimpinan PKI Sumatera Barat kemudian di ambil alih oleh Sutan
Said Ali. Pada waktu itu kegiatan orang-orang komunis di seluruh
nusantara menunjukkan peningkatan yang pesat. Hal ini karena pada akhir
tahun 1923 Darsono, seorang tokoh, komunis kembali di Hindia Belanda dari
Moskow atas perintah komintern untuk mendampingi Semaun, Alimin dan
Muso. Suatu hal yang menyebabkan pesatnya perkembangan komunis di
Sumatera Barat adalah dileburnya Sarekat Rakyat Sumatera Barat ke dalam PKI.
Sarekat Rakyat ini semula bernama Sarekat Islam Merah, suatu organisasi
pecahan Sarekat Islam yang berorientesi kepada paham komunis, dimana di
Sumetera Barat mempunyai anggota yang cukup banyak (Kahin, 1952: 70).
Dengan dileburnya Sarekat Rakyat
ke dalam PKI, maka jumlah anggota inti PKI Sumatera Barat
meningkat berlipat ganda. Jika pada tanggal 1 Juni 1924 semua anggota
inti PKI Sumatera Barat tercatat hanya berjumlah 158 Orang, maka pada
tanggal 31 Desember 1924 telah menjadi 600 orang, tiga bulan kemudian
menjadi 884 orang. Daerah-daearah yang tercatat sebagai basis PKI
adalah: Kota Lawas, pariaman, Sawah Lunto, Tikalah, padang dan
Silungkang.
Resolusi prambanan 1925
Mulai tahun 1925 tampaknya PKI
telah jatuh ke tangan orang-orang yang berdarah panas. PKI mulai
menghubungkan diri dengan orang-orang yang dipandang rendeh dalam
masyarakat dan kumpulan teroris yang selalu dijumpai di pinggiran
masyarakat Indonesia waktu itu (Arnold C. Bracham, 1970 : 22).
Sementara itu Hoskow memproses
arah yang ditempuh oleh PKI, tetapi tidak berhasil (Ruth
T.McVey,1965 : 158). Bahkan pada bulan Juni 1925, Alimin secara terbuka
menganjurkan suatu revolusi. Semenjak itu rupanya pengawasan partai berada di
tangan komunis sayap kiri.
Sejalan dengan itu, pada bulan
Desember 1925 di prambanan, Yogyakarta diadakan pertemuan partai yang
dipimpin oleh Alimin. Pretemuan ini dihadiri oleh tokoh- tokoh PKI,
diantaranya Budi Sucipto, Aliarcham, Sugono, Surat Hardjo, Martojo, jatim,
Sukirno, Suwarno, Kusno dan lain-lainnya. Sedang Said Ali, pemimpin PKI
cabang Sumatera Barat pada pertemuan ini hadir mewakili seluruh Sumatera
( H. J. Benda, dan Ruth T.MaVey, 1960: 115) Adapun hasil pokok dari pertemuan
ini adalah bahwa PKI akan mengadakan pemberontakan pada bulan Juli
1926, dengan terlebih dulu diawali dengan aksi-aksi pemogokan yang
akan diorganisir PKI.
Adapun hasil pokok dari pertemuan
ini adalah bahwa PKI akan mengadakan pemberontakan pada bulan Juli 1926,
dengan terlebih dulu diawali dengan aksi-aksi pemogokan yang akan diorganisir
PKI. Sehubungan dengan keputusan Prambanan tersebut
pemimpin-pemimpin PKI Sumatera Barat menempuh langkah-langkah guna
mempersiapkan pemberontakan, yang meliputi :
a)
Sejalan dangan Surat Edaran
Komite Pusat PKI No.221 maka PKI cabang Sumatera Barat berusaha
mengumpulkan senjata. Surat Edaran tersebut berisi perintah kepada cabang
Padang supaya mengumpulkan uang derma yang dimaksudkan untuk membeli
persenjataan yang akan digunakan untuk melakukan aksi pemberontakan.
b)
Mengadakan aksi-aksi ilegal. Ini
terutama dilakukan dalam bentuk membangun sel-sel PKI di derah-daerah
pertanian dalam rangka memperkuat semangat perlawanan. Dalam perkembangannya,
organisasi-organisasi ilegal ini mempunyai pengaruh cukup basar di Sumatera
Barat, terutama Sarekat Jin yang bergerak di Padang dan Pariaman (Ruth
T.Mc Vey, 1965: 194 ).
c)
Memperkuat propaganda di kalangan
buruh-buruh tani yang bekerja di perkebunan-perkebunan.Tetapi gelagat akan
terjadinya pemberontakan di Sumatera Barat, terlebih dulu tercium Pemerintah
kolonial Belanda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda segera
bertindak melakukan penangkapan-penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin PKI
Sumatera Barat. Berturut-turut Said Ali, Idrus, Sarun, Yusup Gelar Radjo Kacik,
Datuk Bagindo Ratu dan Haji Baharuddin pada akhir tahun 1926,
kemudian ditangkap dan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan hendak
memberontak (Abdul Muluk Nasution, 1981: 91).
APAKAH KOMUNISME SUDAH HILANG ATAU MATI?
Banyak orang yang mengira komunisme 'mati'
dengan bubarnya Uni
Soviet di tahun 1991, yang diawali dengan
keputusan Presiden Mikhail
Gorbachev. Namun komunisme yang murni belum
pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk
sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis
sosialis hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap
aktif memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme
secara politis dan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti
Kepulauan Solentiname di Nikaragua.
Seperti yang digambarkan Anthony Giddens,
komunisme dan sosialisme sebenarnya belum mati. Ia akan menjadi hantu yang
ingin melenyapkan kapitalisme selamanya. Saat ini di banyak negara, komunisme
berubah menjadi bentuk yang baru. Baik itu Kiri
Baru ataupun komunisme khas seperti di Kuba
dan Vietnam.
Di negara-negara lain, komunisme masih ada di dalam masyarakat, namun
kebanyakan dari mereka membentuk oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.
Perbedaan Sosialisme dan Komunisme
Sosalisme adalah anti-tesis dari kapitalisme. Segala nilai, moral,
tata-berpikir, susunan kemasyarakatan dan cara kerja yang ada dibawah
kapitalisme mendapatkan lawannya di bawah sosialisme.
Jika KOMUNISME mendewakan kepentingan pribadi, maka SOSIALISME mendahulukan
kepentingan orang banyak.
Jika KOMUNISME mengejar kekayaan perorangan, SOSIALISME bekerja demi
pemerataan kesejahteraan.
Jika KOMUNISME memperkenankan eksploitasi terhadap alam dan perempuan
(termasuk sseksualitas) demi memberi keuntungan pada segelintir orang,
SOSIALISME berusaha keras memelihara keharmonisan dengan alam dan martabat
perempuan.
Jika KOMUNISME menggunakan upah sebagai membanting tulang
di pabrik-pabrik,SOSIALISME menggunakan alat-alat kesejahteraan sosial untuk
membuat kehidupan buruh bertambah nyaman.
Jika KOMUNISME
memperkenankan perang untuk berebut sumberdaya dan memaksa pihak yang
lemah untuk tunduk SOSIALISME berupaya memajukan perdamaian dunia dan hanya
memperkenankan perang sebagai alat bela diri.
Jika KOMUNISME menghancurkan perikehidupan bertani dengan perampasan-perampasan tanah, SOSIALISME berusaha memajukan pertanian dengan melatih kaum tani bekerja dengan cara produksi yang modern dalam kemandirian dan kebersamaan. Jadi, sosialisme berusaha membalik segala keburukan dan dampak kapitalisme.
Jika KOMUNISME menghancurkan perikehidupan bertani dengan perampasan-perampasan tanah, SOSIALISME berusaha memajukan pertanian dengan melatih kaum tani bekerja dengan cara produksi yang modern dalam kemandirian dan kebersamaan. Jadi, sosialisme berusaha membalik segala keburukan dan dampak kapitalisme.
Pandangan Sosialisme Terhadap Komunisme
Adapun
pandangan sosialisme terhadap komunisme yang di kutip dari buku William
Ebenstein, isme-isme yang menggunjang dunia. Sebagai berikut :
1) Kaum komunisme berusaha mengakhiri kapitalisme dengan suatu
tindakan revolusioner dan perang saudara, sedangkan sosialisme lebih berpegang
teguh pada konstitusi.
2) Paradigma berfikir kaum sosialis mengenai bagaimana
memperoleh suara terbanyak dalam parlemen, nampak sedikit lebih maju dari
‘saudaranya’, kaum komunis yang hanya berkutat mengenai kelas dan pertentangan
kelas.
3) Mengenai peralihan kepemilikan publik/bersama, kaum komunis
lebih pada proses yang berlangsung cepat terlaksana sepenuhnya, dikarenakan
pola fikir mereka mengenai kekayaan kapitalis merupakan barang curian yang
harus segera dikembalikan, sedangkan kaum sosialis tidak, mesti butuh proses yang
panjang, serta menggunakan langkah-langkah strategis secara bertahap.
4) Mengenai kepemilikan perseorangan dan umum.Kaum komunis lebih
menganggap kepemilikan umum lebih baik daripada perseorangan sehingga, apa yang
disebut nasionalsisasi total mesti diwujudkan.
5) Dalam melakukan perubahan sosialisme lebih menggunakan
anjuran secara damai, sedangkan komunisme tidak.
6) Kaum sosialis menolak tesis kaum komunis yang beranggapan
bahwa pilihan Negara demokrasi adalah diantara kapitalisme penuh dan kolektivisme.
Paham dan para penganut
sosialisme lebih terbuka akan pandangan isme-isme diluar mereka, selama sejalur
dengan perjuangan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar